Portal Data Industri Ekstraktif Penting bagi Indonesia

Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi Kementerian Keuangan, Mochamad Agus Rofiudin, pada Kamis (14/12) dalam acara Grand Launching Portal Data Ekstraktif di Jakarta. (Foto Kemenkeu)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Indonesia sebagai negara besar dan luas menjadi pemain utama dalam ranah industri ekstraktif. Dengan kekayaan alam yang besar mulai dari mineral batubara dan minyak dan gas bumi, Indonesia menjadi tokoh penting dan menjadi pemain kunci.

Hal ini disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi Kementerian Keuangan, Mochamad Agus Rofiudin, pada Kamis (14/12) dalam acara Grand Launching Portal Data Ekstraktif di Jakarta.

“Namun dengan kelimpahan ini, timbul tanggung jawab untuk mengelola sumberdaya secara berkelanjutan, memastikan manfaatnya didistribusikan secara adil dan dampak lingkungan dikelola dengan baik,” terang Agus.

Agus menyampaikan apresiasi kepada penyelenggara lomba karena telah memberikan wadah bagi para peserta untuk menggali menganalisa dan mengkomunikasikan informasi terkini seputar industri ekstraktif dan transisi energi yang adil. Hal ini merupakan sebuah inisiatif yang luar biasa dalam memajukan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya industri ekstraktif.

Menurut Agus, lomba ini tidak hanya merangsang pemikiran kritis dan kreativitas, tetapi juga mendorong partisipasi aktif dalam merumuskan solusi yang berkelanjutan.

“Kami juga mengapresiasi langkah konkret yang telah dilakukan dalam mewujudkan Portal Data Ekstraktif. Portal ini diharapkan dapat menjadi penghubung antara raw data yang dimiliki oleh berbagai Kementerian sehingga dapat diakses oleh masyarakat umum dalam format open data yang mudah digunakan, serta memungkinkan analisa yang lebih mendalam untuk mendukung peningkatan tata kelola sektor pertambangan, migas, mineral dan batubara,” lanjut Agus.

Dengan menyediakan akses terbuka terhadap data mentah, portal ini akan menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan akuntabilitas dan mengurangi potensi praktek-praktek korupsi di sektor industri ekstraktif.

“Dengan transparansi yang ditingkatkan pihak-pihak terkait baik dari pemerintah, industri, maupun masyarakat akan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai operasional sektor pertambangan, minyak dan gas serta mineral dan batubara,” sambung Agus.

Selain itu, portal ini juga diharapkan mendorong upaya pencegahan korupsi dengan memastikan bahwa setiap aspek dari ekstraktif sumber daya alam diawasi secara ketat dan dilaksanakan dengan integritas yang tinggi. Dengan demikian, portal data ini menjadi langkah progresif dalam menciptakan lingkungan ekstraktif yang bersih, transparan, dan bebas dari praktek-praktek yang merugikan.

“Tantangan pasca launching, tentu tidak hanya terbatas pada aspek teknis tetapi juga melibatkan upaya berkelanjutan dalam menjaga integritas dan validitas data yang disediakan. Mempertahankan kualitas data menjadi aspek kritis dimana perlu dilakukan pembaharuan secara berkala untuk memastikan bahwa informasi yang tersedia tetap relevan dan akurat,” ujar Agus.

Oleh karena itu, Agus menekankan perlu adanya sistem pemeliharaan data yang efektif dan mekanisme validasi yang cermat agar portal ini dapat terus menjadi sumber informasi yang dapat diandalkan. Agus menegaskan bahwa Kemenkeu siap untuk berkolaborasi mensupport data yang dibutuhkan untuk membuat portal ini menjadi semakin reliable.

“Salah satu inisiatif bersama yang kita sama-sama sudah mengenal Sistem Informasi Mineral Batubara atau SIMBARA. Itu satu gambaran sistem yang sangat baik yang tentunya akan mendukung validitas data karena SIMBARA ini mengintegrasikan dari hulu ke hilir. Saya kira itu salah satu contoh dari integrasi proses bisnis dan integrasi sistem yang akan sangat mendukung reliabelnya portal ini kedepan tentunya. Dan kita berharap tidak hanya sektor mineral dan batubara yang kedepan kita bisa integrasikan dalam satu sistem yang terintegrasi proses bisnis maupun sistemnya, namun juga minyak dan gas bumi,” kata Agus.

Untuk mencapai semua ini, kolaborasi antara pemerintah, industri dan masyarakat sipil sangat diperlukan. Pemerintah perlu melibatkan semua pemangku kepentingan dalam proses perumusan kebijakan dan implementasi inisiatif(EITI). Industri harus aktif berpartisipasi dan transparansi dan memastikan bahwa operasional mereka sesuai dengan standar berkelanjutan.

Pada akhirnya EITI adalah langkah besar menuju berkelanjutan di sektor ekstraktif dengan membangun transparansi, memerangi korupsi, mengelola data dengan baik dan mengarahkan pertumbuhan ekonomi menuju ekonomi hijau, kita dapat menciptakan pondasi yang kuat bagi Indonesia untuk tumbuh secara berkelanjutan.

“Mari bersama sama kita berkontribusi pada pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan adil bagi semua,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Sekretariat Nasional EITI Indonesia Chrisnawan Anditya berharap dengan adanya Portal Data Industri Ekstraktif ini, semangat transparansi dan akuntabilitas semakin meningkat kualitasnya serta dapat bermanfaat bagi perbaikan tata kelola industri ekstraktif di Indonesia.

“Rangkaian kegiatan launching dimulai dari kegiatan Extractive Transparency Day di tanggal 16 Oktober 2023 yaitu kegiatan dialog tematik yang mengangkat isu industri ekstraktif menuju transisi energi yang berkeadilan dimana dalam diskusi tersebut dibahas mengenai bagaimana melibatkan stakeholder dalam pengelolaan industri ekstraktif yang dapat mendukung transisi energi,” tutur Chrisnawan.

Sumber: Biro KLI Kemenkeu | Editor: Intoniswan

Tag: