Potensi Hulu Migas: Dari 128 Cekungan, Baru 19 Berproduksi

aa
Dari 128 cekungan migas, baru 19 cekungan berproduksi, salah satunya lapangan Migas Handil, Kutai Kartanegara. (Foto PT Pertamina Hulu Mahakam)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Potensi hulu migas di Indonesia masih besar, karena dari 128 cekungan,  yang sudah dieksplorasi sebanyak 54 cekungan dan yang berproduksi adalah 19 cekungan. Maka masih ada peluang yang menarik di industri migas di Indonesia.

Hal itu dikatakan I Gusti Suarnaya Sidemen menjawab  pertanyaan dari Lenita Tobing Consulting Partner, PwC, perihal bagaimana peran minyak dan gas dalam penyediaan energi serta upaya SKK Migas untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat di Forum American Chambers of Commerce Indonesia tanggal 21 November 2019 di Jakarta, lapor situs skkmigas.go.id.

American Chambers of Commerce Indonesia tanggal 21 November 2019 menyelenggarakan acara Jokowi 2.0: Making an Impact yang merupakan kegiatan The 7th US-Indonesia Investment Summit 2019 yang dihadiri oleh berbagai perusahaan Amerika Serikat yang bergerak diberbagai sektor di Indonesia, Asosiasi dan lainnya.

SKK Migas menjadi salah satu narasumber pada panel Panel A Sustainable Energy Future: Extractive Industry yang menghadirkan Kementerian ESDM, SKK Migas, ExxonMobile Indonesia dan Freeport.

Pada sektor migas kontribusi perusahaan Amerika Serikat memiliki peran yang cukup signifikan dan menjadi salah satu kontributor utama produksi migas nasional melalui Chevron Indonesia, Mobil Cepu ltd, ConocoPhilips (Gresik) dan Kangean Energy Indonesia.

I Gusti Suarnaya Sidemen  yang hadir menjadi narasumber mewakili SKK Migas menambahkan, ebutuhan migas meskipun secara prosentase sesuai apa yang telah ditetapkan melalui RUEN akan berkurang. Jika ditahun 2015 kontribusi migas sebesar 69%, menurun menjadi 47% di tahun 2025 dan menjadi 44% di tahun 2050.

“Namun dengan pertumbuhan ekonomi yang berkolerasi dengan kebutuhan energi, maka secara jumlah kebutuhan migas di tahun 2050 akan meningkat jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan saat ini. Oleh karena itu SKK Migas saat ini sedang membangun upaya untuk kembali meraih 1 million BOPD dari posisi sekarang,”  katanya.

Adapun terkait dengan upaya SKK Migas mendukung investasi hulu migas di Indonesia, I Gusti Suarnaya Sidemen menyampaikan bahwa SKK Migas menetapkan langkah untuk lebih aktif mendatangi investor, membangun organisasi SKK Migas yang lebih efektif, kemudian memberikan bantuan kepada investor melalui kebijakan “one door service policy”.

“Langkah-langkah tersebut diharapkan akan meningkatkan indeks kemudahan berinvestasi di sektor hulu migas di Indonesia,” katanya. (001)

 

 

Tag: