Regu Pengendali Organisme Penganggu Tanaman Harus Terampil

Bimbingan Teknis Regu Pengendali OPT (RPO)  kepada 30 orang peserta dari Kelompok Tani Kampung Melati Jaya  di Kecamatan Gunung Tabur Kabupaten Berau, Rabu (15/7/2020). (Foto Disbun Kaltim)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Permasalahan mendasar dalam upaya pencegahan dan penanggulangan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah belum memadainya sarana, prasarana dan sumber daya manusia pada tahap pengendaliannya.

Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, H Ujang Rachmat yang diwakili Kepala Unit Pelaksana Tekn is Dinas Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan (UPTD P2TP), Hj. RR. Zuraida Henny Hapsari mengemukakan itu saat membuka Bimbingan Teknis Regu Pengendali OPT (RPO)  kepada 30 orang peserta dari Kelompok Tani Kampung Melati Jaya  di Kecamatan Gunung Tabur Kabupaten Berau, Rabu (15/7/2020).

Menurut Ujang, perkebunan menjadi sektor andalan karena mampu memberikan kontribusi kepada pendapatan petani dan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar, sehingga diharapkan dapat menopang ekonomi Kalimantan Timur di masa mendatang.

“Namun perlu diwaspadai adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) perkebunan karena dapat mengakibatkan kematian tanaman dengan intensitas sangat tinggi sehingga mempengaruhi turunnya hasil produksi dan kerugian bagi petani pekebun,” ujarnya.

Selama kegiatan berlangsung, peserta dibekali dengan tatacara penggunaan alat dan bahan pengendalian, alat mobilisasi pengendalian, standard operasional prosedur sehingga mampu bergerak secara cepat dan tepat dalam melakukan tindakan pengendalian OPT di lapangan.

Dalam kesempatan ini, peserta pelatihan menerima solo sprayer (alat semprot) sebanyak 5 unit, bantuan bahan praktek sebanyak 20 kg APH padat dan Tricoderma 2 liter. Kegiatan ini lebih menitikberatkan pada perawatan kebun yang ramah lingkungan, diantaranya dengan cara pengendalian hama dan penyakit tanpa menggunakan pestisida kimiawi,” kata Ujang lagi.

Perkebunan menjadi sektor andalan karena mampu memberikan kontribusi kepada pendapatan petani dan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar, sehingga diharapkan dapat menopang ekonomi Kalimantan Timur di masa mendatang.

Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan Berau, Sumaryono mengatakan, bimtek  berlangsung di Tanjung Redeb, selama dua hari diikuti 10 orang petugas perkebunan dari Kabupaten Berau.

“Kita  perlu waspadai adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) perkebunan karena dapat mengakibatkan kematian tanaman dengan intensitas sangat tinggi sehingga mempengaruhi turunnya hasil produksi dan kerugian bagi petani pekebun”, ungkapnya.

Guna membentuk sumber daya manusia yang andal, sebagai motor penggerak dalam melakukan tindakan pengendalian OPT, personil Brigade Proteksi Tanaman Perkebunan harus terampil dan terlatih.

Selama kegiatan berlangsung, peserta dibekali dengan tatacara penggunaan alat dan bahan pengendalian, alat mobilisasi pengendalian, standard operasional prosedur sehingga mampu bergerak secara cepat dan tepat dalam melakukan tindakan pengendalian OPT di lapangan. (adv)

Tag: