Romadhony Keluhkan Atrean BBM Subsidi, Ini Tanggapan Pj Gubernur Kaltim

Rapat Paripurna DPRD Kaltim yang dipimpin langsung Ketua DPRD Kaltim, H Hasanuddin Mas’ud dan dihadiwi Wakil Ketua DPRD Kaltim, H Muhammad Samsun dan Sigit Wibowo, hari Kamis (16/11/2023) menjadi ajang anggota DPRD menyampaikan keluh kesah ke Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Anggota DPRD Kaltim dari Dapil Samarinda, H Romadhony Putra Pratama, mengeluhkan masalah masyarakat  di semua kota dan ibu kota kabupaten pada waktu-waktu tertentu harus antre hingga satu jam lebih untuk mendapatkan BBM Subsidi seperti Pertalite dan Biosolar di SPBU dan meminta Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik untuk mengatasi persoalan tersebut.

“Kondisi demikian itu cukup membuat malu kita dengan orang-orang dari luar daerah yang sedang melakukan perjalanan ke Kaltim, khususnya ke Samarinda dan Balikpapan,” kata Romadhony dalam interupsinya yang disampaikan ke Akmal Malik dalam Rapat Paripurna DPRD Kaltim, Kamis (16/11/2023).

Kehadiran keduakalinya Akmal Malik di Rapat Paripurna DPRD Kaltim yang dipimpin langsung Ketua DPRD Kaltim, H Hasanuddin Mas’ud dan dihadiwi Wakil Ketua DPRD Kaltim, H Muhammad Samsun dan Sigit Wibowo, memang menjadi ajang anggota DPRD menyampaikan keluh kesah.

Dari 25 anggota DPRD Kaltim yang hadir, ada 10 orang yang interupsi. Hal-hal yang disampaikan sangat beragam, mulai dari persoalan tenaga honorer yang sulit jadi PPPK hingga persoalan kebun plasma dari perusahaan perkebunan sawit, dan lainnya.

Menurut Romadhony, persoalan harus antre berjam-jam mendapatkan BBM Subsdi, terjadi

sepanjang  tahun, yang lebih parah pada tiga bulan terakhir menjelang akhir tahun. Kondisi demikian, nyaris tak ada yang bisa mengatasi.

“Kali ini saya minta Pak Pj Gubernur mencarikan jalan keluarnya,” kata politisi PDI-P ini.

Tanggapan Pj Gubernur

Menanggapi interupsi Romadhony, Pj Gubernur Kaltim, Aklmal Malik menjelaskan, persoalan masyarakat harus antre mendapatkan BBM Subsidi, sudah dikomunikasikannya dengan manajemen PT Pertaminan Patra Niaga Balikpapan pada hari Selasa, berbarengan dengan kegiatan Rapim OPD di Lingkungan Pemprov Kaltim di Balikpapan.

“Saya dua kali mengadakan pertemuan dengan manajemen Patra Niaga Balikpapan. Manajemen Pertamina Patra Niaga tak ada menyampaikan solusi mengatasinya sebab, sangat tergantung kebijakan Pusat,” ujarnya.

Menurut Akmal, dari pembicaraan dengan manajemen Pertamina Patra Niaga Balikpapan, pertama; diketahui bahwa permintaan akan BBM Subsidi setiap tahun selalu melebih kuota yang ditetapkan Kementerian ESDM. Kedua, ada disparitas harga yang sangat mencolok antara BBM Subsidi dengan Non Subsidi.

“Ketiga; kuota yang BBM Subsidi untuk di Kaltim tidak memperhitungkan adanya peningkatan aktivitas riil dunia usaha dan lalulintas orang dan barang setelah proyek IKN Nusantara mulai dilaksanakan,” katanya.

Sehubungan dengan ketiga permasalahan tersebut tak bisa diatasi oleh manajemen Pertamina Patra Niaga di Balikapapan, lanjut Akmal, dia dan manajemen Pertamina Patra Niaga sepakat, bersama-sama menyampaikan kondisi riil di Kaltim terkait BBM Subsidi ke Kementerian ESDM.

“Hal yang utama yang akan saya sampaikan nanti ke Kementerian ESDM adalah persoalan kuota BBM Subsidi yang perlu ditambah dengan memperhitungkan adanya peningkatan aktivitas di IKN, lalulintas orang dan barang,” tegasnya.

Sedangkan permasalahan ada penyalahgunaan BBM Subsidi  oleh oknum yang mencari keuntungan dari adanya disparitas harga dengan BBM Non Subsidi, menurut Akmal, itu di luar kewenangan Pemprov mengatasi.

“Mudah-mudahan nanti ada jalan keluarnya dari Kementerian ESDM sehingga masyarakat Kaltim  tahun 2024 tak antre lagi berjam-jam untuk mendapatkan BBM Subsidi,” kata Akmal.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV DPRD Kaltim

Tag: