RSUD Kudungga Kerahkan Belasan Tenaga Ahli untuk Fungsikan PCR

aa

Tenaga ahli yang memungsikan alat PCR/Swab di RSUD Kudungga Sangatta. (ist)

SANGATTA.NIAGA.ASIA-Sejak Minggu (24/5/2020), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga Sangatta telah melaksanakan pemeriksaan Swab atau Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi COVID-19 atau virus Corona secara mandiri.

Sampel Swab yang sebelumnya mesti dikirim ke tiga laboratorium luar daerah, yakni Institute of Tropical Disease (ITD) Unair, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya serta Rumah Sakit Universitas Brawijaya, kini tak perlu lagi dilakukan.

Hanya dibutuhkan waktu maksimal dua hari untuk mengetahui hasil dari Swab. Petugas medis akan mampu menentukan status ODP maupun PDP terkonfirmasi positif COVID-19 atau tidak. Lantas bagaimana pihak RSUD Kudungga Sangatta mengoperasikan PCR hingga hari ini.

Direktur RSUD Kudungga Sangatta dr Anik Istiyandari menerangkan bahwa SDM yang mengoprasikan alat tersebut sudah cukup berkompetensi dan telah dilatih. Nantinya semua pasien yang sudah dirawat di RSUD Kudungga Sangatta bakal di tes ulang menggunakan PCR berdasarkan rekomendasi dokter spesialis paru-paru.

“Dalam sehari dapat melakukan pengecekan 12 sampai 15 orang menggunakan PCR. Dalam jangka waktu tertentu, alat ini hanya perlu didukung pengadaan cartridge,” ujarnya.

Saat ini ada sebanyak 15 analis ATLM atau Ahli Tekhnologi Laboratorium Medik, 2 Dokter Spesialis Patologi Klinik dan 1 Dokter Spesialis Patologi Anatomi di RSUD Kudungga. Merekalah yang menunjang dokter umum atau dokter spesialis dalam menegakkan diagnosa. Terutama disaat pandemi COVID-19 saat ini.

“Mereka yang memeriksa RDT (Rapid Test Diagnostic) menggunakan sampel darah. Bahkan sejak 23 Mei 2020, sudah bisa melaksanakan RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction) yang menggunakan sampel swab dari hidung (nasofaring),” kata Anik.

Sebelumnya sampel tersebut dikirim ke Samarinda untuk selanjutnya dikirim lagi ke Surabaya. Pemeriksaan RT-PCR dengan TCM (Tes Cepat Moleculer) menggunakan alat Gen-Expert. Pada awal penggunaan alat tersebut sebagai pemantapan mutu maka dikirim 10 sampel negatif dan 5 sampel positif sebagai pembanding.

Diperlukan waktu hanya sekitar 3 jam, mulai pengambilan swab hingga hasil keluar, untuk hasil RT-PCR. Tentunya hal tersebut sangat mengefesienkan waktu dalam perawatan dan pengobatan pasien. Apalagi Senin hingga Jumat mampu memeriksa 8 sampel perhari.

Sesuai panduan, karena Cartridge untuk pemeriksaan RT-PCR dengan TCM adalah bantuan dari Kemenkes RI maka sampel yang boleh diperiksa hanya pasien ODP, PDP dan evaluasi kasus konfirmasi. Sedangkan untuk pasien OTG (Orang Tanpa Gejala) masih harus dikirim ke Samarinda. Kemudian disana yang menentukan apakah akan dikirim lagi ke Surabaya atau diperiksa di RSUD Abdul Wahab Syahranie.

“Kedepan RSUD Kudungga berencana membeli sendiri Cartridge, sehingga bisa melayani pasien yang ingin melakukan RT-PCR secara mandiri,” sebut Anik.

Dalam setiap pelaksanaan Swab atau PCR test, seluruh tenaga medis selalu mengedepankan moto “bekerja hati-hati, teliti, semangat dan ikhlas”. Bertujuan untuk membakar semangat dalam melayani pasien. Penting diketahui, pemeriksaan menggunakan alat PCR ini, biayanya sekitar Rp 360 – 400 ribu, untuk sekali periksa.

“Harga tersebut dirasa sesuai untuk menentukan hasil diagnosa pada saat pandemi COVID-19 ini. Dengan jaminan hasil pemeriksaan ini lebih valid. Kehadiran alat PCR ini, tentu menjadikan pihak rumah sakit bisa lebih cepat mengetahui hasil diagnosa pasien. Sehingga cepat mengisolasi pasien yang terinveksi. Agar penularan virus bisa terputus. Tak lagi terkendala dengan waktu yang lama menunggu hasil yang dikirim. Sekaligus meminimalisir beberapa kesalahan,” pungkasnya. (hms3)

Tag: