Samarinda-Balikpapan dan IKN Berpotensi sebagai Penghubung Lintas ASEAN

Ilustrasi tower rumah susun. Investor properti Malaysia berkomitmen membangun 20 tower Rusun di Ibu Kota Nusantara (IKN) (HO/pupr.go.id)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui Deputi Pembiayaan dan Investasi Agung Wicaksono menghadiri ASEAN Investment Forum 2023, Investments for Sustainable Development di Hotel Sultan, Jakarta Pusat pada Minggu 3 September 2023.

Dalam acara itu, khususnya pada sesi Investible Projects in ASEAN, Otorita IKN bersama Singapura dan Laos memaparkan proyek-proyek yang dimiliki beserta dengan potensinya.

Agung menyebutkan, Nusantara sebagai Ibu Kota Negara nantinya tidak hanya terbatas sebagai pusat administrasi pemerintahan Republik Indonesia, namun sekaligus akan mampu menciptakan ekosistem yang menjadi penghubung terkait konsep tri-city, yaitu kota Samarinda, Balikpapan dan Kota Nusantara bahkan berpotensi sebagai lintas ASEAN di Kalimantan, Sabah-Sarawak, dan Brunei.

Ditegaskan Agung, pemerintah Republik Indonesia terus berkomitmen didalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal ini dapat dilihat dengan dikeluarkannya perundang-undangan terkait pemindahan ibukota baru beserta dengan peraturan mengenai insentif.

Insentif tersebut adalah pembangunan terkait 12 sektor fundamental seperti energi terbarukan, jaringan telekomunikasi, transportasi, perumahan, pengelolaan air, pengelolaan sampah, infrastruktur teknologi, infrastruktur komersial, fasilitas kesehatan, fasilitas sosial dan publik, fasilitas pendidikan, dan kawasan industri hijau.

Komitmen terkait pembangunan IKN tidak hanya terlihat pada masa pemerintahan saat ini, namun para calon pemimpin Indonesia untuk tahun pemilu mendatang juga memberikan dukungan terkait IKN. Hal ini berdampak kepada munculnya minat dari para investor dalam menanamkan saham mereka di dalam proyek ini.

Selain itu, hal itu juga dapat dilihat dari beberapa perusahaan asal luar negeri yang telah berinvestasi di Ibu Kota Nusantara seperti IJM Maxim asal Malaysia yang berinvestasi 30 housing tower melalui skema PPP, Joe Green Panel asal Singapura yang berinvestasi di sektor pengelolaan sampah, dan SPIC perusahaan asal Singapura yang berinvestasi di sektor energi terbarukan.

Setelah sesi pemaparan dari Otorita IKN, dilanjutkan dengan pemaparan dari negara Singapura dengan proyek Smart Growth Connect Legacy yang dipresentasikan oleh Eric Chan selaku Head of Corporate Development, YCH Group, SGConnect Legacy Project. Secara garis besar proyek ini merupakan proyek warisan dari ASEAN-BAC 2018 yang bertujuan untuk merintis pertumbuhan yang terpusat di ASEAN serta menjamin rantai pasokan dengan beberapa poin penggerak utama seperti teknologi, big data, sumber daya manusia, dan konektivitas.

Kemudian, dilanjutkan dengan pemaparan dari negara Laos dengan proyek Vientiane Logistics Park yang dipresentasikan oleh Victor Rattanavong selaku Chief Investment Officer, PTL Holding, Vientiane Logistics Park. Secara garis besar proyek ini merupakan proyek yang bertujuan untuk melakukan transformasi negara Laos dari land-locked country menjadi land-linked country seperti menciptakan perlintasan kereta api lintas batas dan menciptakan alur logistik yang terpadu.

Otorita IKN mencatat total investasi swasta ke sektor hiburan di IKN telah mencapai Rp20 triliun atau hampir sekitar seperempat persen dari total pendanaan pembangunan untuk swasta.

“Kalau yang dari swasta, tetapi tadi sudah ada Rp20 triliun. Ini mainly play artinya entertainment, hotel, dan sebagainya termasuk ada ruang terbuka hijau,” kata Agung dalam tanya jawab dengan media seusai pemaparan.

Lebih lanjut Agung mengungkapkan, pihaknya telah menerima 270 minat investasi dari calon investor atau Letter of Intent (LOI) untuk IKN baik dari dalam negeri maupun luar Indonesia.

“Terbanyak memang perusahaan dari Indonesia, lebih dari setengahnya. Kemudian dari ASEAN, ada Singapura dan Malaysia. Yang lainnya, Jepang dan Korea,” ungkapnya.

Khusus untuk ASEAN, yakni Malaysia terdapat dua perusahaan properti yang telah berkomitmen untuk membangun 20 tower rumah susun atau rusun di IKN. Dua perusahaan tersebut tengah melakukan studi kelayakan untuk kemudian menunggu evaluasi dari pemerintah sebelum mendapatkan izin untuk memulai pembangunan.

“Kalau Singapura itu yang mereka paling minat renewable energy (energi terbarukan), kemudian pengolahan waste,” demikian Agung.

Sumber : Otorita IKN | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: