Skrining Kesehatan Ulang Jemaah Haji Risti Jelang Armuzna

Pemeriksaan kesehatan jemaah haji (Foto : HO-Kemenkes RI)

MEKKAH.NIAGA.ASIA — Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan dr Budi Sylvana mengatakan, pihaknya akan dilakukan skrining kesehatan ulang bagi jemaah haji, khususnya jemaah haji resiko tinggi (Risti). Hal ini dilakukan untuk memastikan kesehatan jemaah haji dua minggu menjelang Armuzna.

Proses skrining awal bagi jemaah dilakukan di kloter maupun sektor. Terkecuali bagi jemaah dengan Disti, dilakukan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah

“Hal ini untuk memastikan kesiapan kondisi kesehatan jemaah,” kata Budi, dikutip niaga.asia dari laman Kementerian Kesehatan, Minggu (20/6).

Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah, dr Muhammad Imran menerangkan proses skrining awal dilakukan di tingkat kloter oleh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter. Jika kondisi jemaah Risti perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis, jemaah dikumpulkan di sektor, kemudian dilakukan penjemputan oleh KKHI Mekkah.

Setiap satu kloter didampingi oleh satu TKH kloter. Ketika sampai, jemaah dibantu TKH mengisi form rawat jalan. Pasien antre tunggu dipanggil, kemudian dilakukan pengecekan tensi terlebih dahulu, setelah itu konsultasi dengan dokter spesialis. Selesai konsultasi, jemaah mendapatkan obat sesuai dengan penyakitnya, serta edukasi kesehatan.

Selama menunggu giliran, jemaah diputarkan video pendek edukasi kesehatan haji.

“Jadi TKH melakukan skrining di kloter. Dari hasil skrining, mereka-mereka yang perlu di konsulķan ke dokter spesialis, dibawa ke sini. Kita jemput untuk diperiksa spesialis di sini” jelas Imran.

Imran menerangkan juga, pemeriksaan jemaah Risti jelang Armuzna akan dilaksanakan setiap hari sampai menjelang fase Armuzna, sehingga nantinya akan terpilah dan terindentifikasi jemaah yang mampu melaksanakan Armuzna dan yang harus di- safari wukufkan atau di-badal hajikan.

Budi menuturkan jemaah haji yang memiliki kondisi kesehatan yang baik dia akan mengikuti prosesi Armuzna seperti biasa. Sementara jemaah yang sakit atau memiliki penyakit berat akan di-safari wukufkan atau di badal hajikan.

“Sementara jemaah yang Risti ringan akan dilakukan pendekatan dan pengawalan ketat petugas kesehatan,” lanjut Budi.

Budi mengatakan, Armuzna merupakan puncak ibadah haji, di mana pada fase Armuzna dipenuhi degan ritual ibadah yang memerlukan kondisi kesehatan yang baik. Untuk menjaga kondisi jemaah, diminta kepada semua petugas agar melakukan skrining ulang dan medical check-up bagi seluruh jemaah.

“Untuk cek kesehatan yang sederhana bisa dilakukan di tiap kloter. Untuk jemaah yang sakit dan Risti agar lakukan medical check-up di KKHI,” jelas Budi.

Layanan pemeriksaan bagi jemaah Risti di KKHI Mekkah sudah memasuki hari ke tiga. Sampai Minggu (19/6), sebanyak 90 jemaah Risti mendapatkan pelayanan konsultasi dengan dokter spesialis. Dari jumlah tersebut, sebanyak 7 jemaah mendapatkan penanganan yang lebih lanjut di KKHI Mekkah atau menjalani rawat inap.

Sebanyak tujuh poli spesialis yang memberikan pelayanan bagi jemaah haji Risti sampai hari Minggu yaitu Poli Penyakit Dalam, Poli Paru, Poli Jantung, Poli Psikiatri, Poli Kulit, Poli Saraf, dan Poli Bedah.

Sumber : Kementerian Kesehatan | Editor : Saud Rosadi

Tag: