Cerpen Karya : Efrinaldi

Tek As orangnya baik. Badannya rada subur. Pernah bercerita padaku kalau Tek As dulunya koki di suatu perusahaan berlokasi di Riau. Pembeli soto Tek As cukup banyak. Cukup banyak bapak-bapak makan soto sekitar jam sepuluh pagi.
Siangnya banyak pedagang keliling berhenti untuk makan soto di warung Tek As. Sore hari banyak anak-anak muda yang datang membeli soto Tek As.
Malam hari setelah magrib cukup banyak ibu-ibu membeli soto dengan membungkusnya dibawa pulang. Mungkin untuk melengkapi masakan untuk keluarga di rumah.
Aku datang ke warung soto Tek As setelah ashar. Rumahku berdekatan dengan warung soto Tek As. Aku masuk dan mulai mengobrol dengan Tek As.
“Dari mana Tek As pandai memasak?” tanyaku.
“Belajar dari banyak orang. Dicoba dan diperbaiki sendiri resep yang ada,” jelasTek As..
“Boleh tahu apa yang Tek As kerjakan?” tanyaku.
“Boleh,” jawab Tek As singkat.
Aku mendekati Tek As ke dapurnya. Kulihat Tek As menggoreng daging ayam suwir. Sebagian telah selesai digoreng dan dimasukkan ke dalam botol kaca.
“Oh, ayamnya digoreng dulu ya ,Tek As?” tanyaku.
“Iya, setelah digoreng disimpan dalam botol kaca biar awet. Ketika mau dipakai baru diambil dari botol.” jelas Tek As.
Aku berpikir, Apa manfaatnya cara demikian?
Seperti tahu apa yang aku pikirkan, kemudian Tek As menjelaskan bahwa dengan menggorengnya terlebih dahulu, ayam cukup disiapkan sekaligus untuk tiga hari, karena awet. Berbeda kalau direbus, hanya tahan satu hari, sehingga repot harus memasak ayam tiap hari. Selain itu sensasi kriuk-kriuk ayam goreng juga membuat soto Tek As berbeda dengan soto lainnya.
Aku tersenyum. Timbul rasa kagum akan kreatifitas Tek As dalam menyiapkan ayam sebagai komponen utama sotonya.
“Oh, ya. Tek As akan siapkan soto untukmu,” kata Tek As.
“Santai saja, Tek As. Aku tidak terburu-buru,” kataku.
“Baiklah, Tek As selesaikan dulu menggoreng yang yang terjerang ini,” kata Tek As.
“Baik, Tek As,” jawabku.
Aku beranjak ke meja makan warung soto Tek As. Sambil membuka HP aku bersiul-siul karena senang telah mengetahui trik rahasia jitu Tek As dalam memasak ayam untuk sotonya.
Tiba-tiba Tek As datang mendekati mejaku. Ditangannya terpegang semangkuk soto pesananku. Tek As meletakkan mangkuk soto di hadapanku dengan cara anggun. Kemudian mengambil gelas dan menuangkan air putih ke dalam gelas. Gelas diletakkan di sebelah mangkok soto.
“Selamat makan, Epi,” kata Tek As.
“Terima kasih, Tek As,” ujarku.
Soto segera meluncur ke mulutku dan masuk ke kerongkongan. Walau agak panas masih bisa kutelan, memberikan sensasi hangat ketika tiba di perutku.
Tiba tiba hujan turun. Semakin nikmat terasa soto Tek As dimakan di waktu hujan turun ke bumi Padang Kandi yang damai itu.@
Tag: Cerpen