Sulawesi Selatan Kemarau Panjang,  Stok Menipis dan Harga Beras di Nunukan Naik

Stok beras di Nunukan menipis, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan bulan ini. Tampak petugas DKUMKMPP Nunukan meninjau stok beras di salah satu gudang agen beras di Nunukan. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Harga beras premium dan medium di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami kenaikan sejak akhir Agustus 2023 paska berkurangnya pasokan dari daerah penghasil yakni Sengkang dan Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Harga beras premium yang sebelum di jual di pasar tradisional Rp 16.000 per kilogram naik menjadi Rp 16.750 per kilogram, sedangkan beras medium dari harga Rp 15.500 per kilogram naik Rp 16.250 per kilogram.

Sedangkan stok beras di gudang agen dan pedagang beras, berdasarkan pantauan hari ini, jumlahnya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan bulan ini dan agen beras juga sudah mengusahakan mendapatkan beras dari Surabaya, Jawa Timur.

Fungsional Tenaga Ahli Perdagangan Dalam Negeri, pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUMKMPP) Nunukan, Abdul Rahman mengatakan, kenaikan harga beras disebabkan  berkurangnya pasokan akibat kemarau yang melanda Kabupaten Sengkang dan Pindang (Sulsel).

“Hampir 85 persen kebutuhan beras Nunukan didatangkan dari Sengkang dan Pinrang menggunakan transportasi kapal laut,” kata Rahman pada Niaga,Asia, Selasa (12/09/2023).

Sebagai daerah yang bukan penghasil padi, harga beras di Nunukan sangat bergantung dengan pasokan beras dari luar daerah, ketika harga di Sulsel naik, maka sudah pasti harga di Nunukan ikut naik.

Selain itu, perubahan harga beras, naik atau turun di Nunukan juga dipengaruhi intensitas kedatangan kapal penumpang dari Parepare – Nunukan yang juga membawa kebutuhan pokok seperti beras dan lainnya.

“Kami sudah hubungi Disperindag Pinrang dan Sengkang memastikan stok beras disana pasca kemarau, memang berkurang karena panen menurun akibat kemarau,” bebernya.

Rahman menuturkan, DKUMKMPP Nunukan telah melakukan pertemuan dengan pedagang beras di Nunukan dan melaksanakan pengawasan di pasar-pasar tradisional. Informasi yang disampaikan pedagang, kata Rahman,  diperkirakan musim kemarau tahun ini akan lebih panjang.

Kemarau di Sulsel tidak hanya membuat stok beras di Nunukan berkurang, tapi juga berpengaruh pada stok beras di Malinau dan Tarakan.

“Kebutuhan beras di Nunukan sekitar 170 sampai 200 ton per bulan, data ini sesuai dengan jumlah kedatangan beras di tingkat agen,” bebernya.

Tentang stok beras di gudang-gudang agen dan pasar tradisional, disebut Rahman masih cukup untuk kebutuhan bulan September ini, karena masih ada satu agen yang mendatangkan beras dari Surabaya, Jawa Timur.

“Kalau menurut pedagang kemungkinan kenaikan harga beras agak lama, tapi stok beras masih cukuplah,” ucapnya.

Harga beras di wilayah perbatasan Nunukan tidak mungkin disesuaikan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang tertera di pada tiap karung beras premium, hal ini disebabkan adanya biaya transportasi pengiriman dari daerah penghasil menuju Nunukan.

Para agen beras biasanya menambahkan biaya transportasi sesuai perhitungan per karung beras, kebijakan ini dapat diterima oleh masyarakat, terutama warga yang berada di pelosok pedalaman.

“Agen beras di Nunukan mengirim juga beras ke Malinau, makanya jumlah kedatangan beras di Nunukan cukup tinggi,” ungkapnya.

Penulis : Budi Anshori : Editor : Intoniswan

Tag: