Tahun 2023 Kontribusi Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi di Kaltim Rp15,33 Triliun

Ilustrasi

SAMARINDA-NIAGA.ASIA – Selama tahun 2019-2023, Lapangan Usaha (LU) Jasa Keuangan dan Asuransi memiliki kontribusi sebesar Rp10,22 triliun hingga Rp15,33 triliun atau sekitar 1,45 persen hingga 1,82 persen terhadap perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim) .

“Terakhir pada tahun 2023, nilai tambah atas dasar harga belaku lapangan usaha ini mencapai sebesar 15,33 triliun rupiah atau sekitar 1,82 persen dari total PDRB Kaltim,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, DR. Yusniar Juliana, S.Si, MIDEC dalam laporan BPS tentang “Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha 2019-2023” yang dipublis dan sudah bisa diakses publik sejak awal Bulan April 2024.

Menurut BPS, kontribusi terbesar PDRB LU Jasa Keuangan dan Asuransi berasal dari kegiatan ekonomi Subkategori Jasa Perantara Keuangan. Pada tahun 2023, kontribusi subsektor tersebut sebesar 71,10 persen.

Sementara itu, subkategori lainnya yang terdiri dari Subkategori Jasa Keuangan Lainnya memiliki kontribusi sebesar 16,42 persen, lalu Subkategori Asuransi dan Dana Pensiun sebesar 12,48 persen dan Subkategori Jasa Penunjang Keuangan dengan kontribusi kurang dari satu persen.

Sumber: BPS Kaltim

Sementara itu, jika dilihat dari laju pertumbuhannya selama tahun 2019- 2023, lapangan usaha ini juga selalu tumbuh positif. Pada tahun 2019 lapangan usaha ini tumbuh 3,17 persen, lalu di tahun 2020 tumbuh sebesar 2,47 persen, di tahun 2021 tumbuh sebesar 2,55 persen, kemudian di tahun 2022 tumbuh sebesar 9,46 persen.

“Pada tahun 2023 tumbuh hingga 11,72 persen,” kata Yusniar.

Sementara kontribusi Jasa Lainnya terhadap perekonomian Kaltim  tahun 2023 masih relatif kecil, yaitu 5,71 triliun rupiah. Jika dilihat perkembangannya, sejak 2019-2023 kontribusinya relatif stabil, yaitu berada di kisaran 0,55 hingga 0,72 persen.

“Sementara itu, selama lima tahun terakhir perkembangan laju pertumbuhan lapangan usaha ini memiliki pola yang berfluktuatif,” Yusniar menambahkan.

Pada tahun 2019 lapangan usaha ini tumbuh sebesar 6,57 persen, namun pada tahun 2020 lapangan usaha ini terkontraksi sebesar 3,01 persen. Selanjutnya, kondisi yang membaik tercermin pada pertumbuhan yang berhasil dicapai pada tahun 2021 hingga tahun 2023.

Pada tahun 2021 lapagan usaha ini tumbuh sebesar 1,17 persen, lalu tumbuh sebesar 6,96 persen di tahun 2022. Kemudian  tumbuh sebesar 7,97 persen di tahun 2023.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: