8.544 Jiwa Terdampak Banjir di Kota Palangkaraya

Banjir yang melanda kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah, Senin 14 November 2022 (BPBD Kota Palangkaraya)

PALANGKARAYA.NIAGA.ASIA — Sebanyak 8.544 jiwa terdampak banjir di Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah, pada Senin 14 November 2022. Banjir terjadi setelah hujan lebat mengguyur hingga genangan air masuk ke daerah pemukiman warga.

Tercatat banjir melanda empat kecamatan wilayah administratif Kota Palangkaraya yakni Kecamatan Pahandut, Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Sabangau dan Kecamatan Bukit Batu. Sedikitnya terdapat 1.733 unit rumah, 19 fasilitas ibadah, 2 unit kantor kelurahan, 21 unit fasilitas pendidikan dan 5 unit fasilitas kesehatan terdampak atas kejadian ini.

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan, berdasarkan hasil asesmen per Jumat (18/11) banjir masih menggenang di sejumlah wilayah.

“Pantauan visual menyebutkan, debit air di masing-masing kelurahan mengalami kenaikan berkisar antara 5 hingga 60 sentimeter,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Pusat Data dan Informasi serta Komunikasi BNPB, Abdul Muhari, dilansir Senin.

Pengerahan perahu karet juga dilakukan BPBD Kota Palangkaraya guna mengevakuasi warga ke dataran tinggi. Selain itu, BPBD juga telah mendirikan posko untuk pengungsian, pelayanan kesehatan dan dapur umum.

Hujan dengan intensitas ringan juga masih berpeluang terjadi di Kota Palangkaraya. Hal ini sebagaimana prakiraan cuaca dari BMKG hingga Minggu 20 November 2022. Tim gabungan yang terdiri dari Unsur TNI-Polri, BPBD, pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama melakukan penanganan darurat dan monitoring kenaikan debit air.

“Menindaklanjuti informasi ini, BNPB mengimbau masyarakat dan perangkat daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi,” ujar Abdul Muhari.

Hasil pengkajian secara mendalam mengenai penyebab terjadinya risiko banjir, dapat dirumuskan dengan baik, sehingga dapat dibentuk upaya mitigasi jangka pendek dan jangka panjang.

“Salah satunya melalui kegiatan penguatan mitigasi berbasis vegetasi. Upaya ini diharapkan dapat mengembalikan daerah tangkapan hujan yang optimal dan memperluas daerah resapan air dimasa yang akan datang,” demikian Abdul Muhari.

Sumber : Pusdatin BNPB | Editor : Saud Rosadi

Tag: