Hasyim Mi’radje: Semua Negara Bisa Ditembus Radikalisme dan Teroris

AA
Dr. H Hasyim Mi’radje, M.Si. (NIAGA.ASIA)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Semua negara bisa ditembus radikalisme dan teroris, termasuk negara yang sudah mempunyai teknologi informasi canggih untuk mendeteksi pergerakan orang-orang radikal dan teroris, dari itu Indonesia sangat mewaspadai penyebaran paham radikal dan orang-orang yang sudah terpapar paham radikal, mantan teroris dan jaringannya.

Demikian dikatakan Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT) Kalimantan Timur, Dr. H Hasyim Mi’radje, M.Si dalam kegiatan diungkapkan Kolonel Czi Rahmat Sujendro, Kasubdit Pengamanan Lingkungan BNPT Pusat ketika membuka kegiatan “Saring sebelum Sharing” Literasi Digital Sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat yang diselenggaraka FKPT  (Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris) Kaltim bekerjasama dengan BNPT Pusat di Samarinda untuk “Duta Damai Dunia Maya” dari FKPT Kaltim dan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta dari Samarinda dan Balikpapan, Senin (8/10).

Teroris Menilai Kaltim Tempat Paling Aman untuk Bersembunyi

FKPT Kaltim Minta Masyarakat Tidak Reaktif Menanggapi Informasi di Medsos

Dalam kegiatan itu FKPT Kaltim menghadirkan pembicara kunci Kolonel Czi Rahmat Sujendro, Kasubdit Pengamanan Lingkungan BNPT Pusat dan narasumber  antara lain anggota Dewan Pers Jimmy Silalahi, Pemimpin Redaksi Surat Kabar Harian “Kaltim Post”.

Menurut Hasyim, radikalisme saat ini berada diurutan ketiga sebagai ancaman nyata terhadap negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) setelah korupsi dan narkoba. Untuk Kaltim, ancaman nyata itu adalah narkoba dan radikalisme. FKPT selalu memantau sejumlah orang dengan paham radikal masuk ke Kaltim. Saat ini mereka lebih memilih bermukim di wilayah Kutai Kartanegara.

“Orang-orang dengan paham radikal itu melihat Kaltim sebagai tempat persembunyian yang aman. Kaltim berada di zona perlintasan dengan Filiphina Selatan Dari itu BNPT mengubah status Kaltim dari zona merah menjadi zona prioritas. Artinya dapat perhatian khusus sebab di Kaltim sangat banyak objek vital negara,” ungkap Hasyim. Untuk mendeteksi orang-orang radikal itu, lanjut Hasyim, tidak sulit karena dalam percakapannya suka mengkapir-kapirkan orang di luar kelompoknya.

Terhadap kelompok yang sudah terpapar radikalisme atau mantan teroris, kata Hasyim, kewajiban masyarakat adalah mewaspadainya, sedangkan tugas FKPT dan BNPT melakukan deradikalisasi dengan pendekatan kemanusiaan. “FKPT membina sejumlah mantan teroris yang sudah insyaf untuk kembali ke kehidupan normal di masyarakat,” kata Hasyim.

aa
Endro S Effendi, SE

Pencegahan melalui Literasi Digital

                Sementara itu Ketua Bidang Pemberdayaan Media Massa, Humas dan Sosialisasi FKPT Kaltim, Endro S Effendi, SE menerangkan kegiatan Literasi Digital Sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat diselenggarakan untuk meningkatkan sinergi antara FKPT dengan masyarakat dalam upaya pencegahan terorisme dengan media massa. Meningkatkan daya tangkal masyarakat terhadap pengaruh paham radikal teroris.

“Melalui workshop pembuatan konten positif di dunia maya, FKPT ingin memperkaya wacana kebijakan dan strategi pencegahan terosrisme di daerah, meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya komunitas literasi dalam rangka sinergi pencegahan terosris,” Endro menambahkan.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk-produk (karya) Duta Damai Dunia Maya dan mahasiswa dalam mendesain poster, info grafis, dan pembuatan videografis agar masyarakat mudah memahami bahaya radikalisme dan teroris. “Kita ingin generasi muda yang ada sekarang di media massa dan aktif di media sosial, juga aktif melakukan pencegahan penyebaran paham radikal,” kata Endro. (001)