Bantu Pengobatan Balita Hidrosefalus, DSP3A Nunukan Rekomendasikan Penerbitan PBI-JK

Staf DSP3A Nunukan menjemput kedatangan Erna Wati dan Aisyah balita Hidrosefalus asal Kecamatan Sei Menggaris. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Nunukan,  rekomendasikan penerbitan peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK) bagi Aisyah balita penderita Hidrosefalus.

“Tadi sudah kita terbitkan surat PBI untuk balita Aisyah kelahiran tahun 2021 dengan nama ibu kandung Erna Wati,” kata Kepala DSP3A Nunukan, Faridah Aryani pada Niaga.Asia, Kamis (12/05/2022).

Penerbitan PBI bagi Aisyah bertujuan memudahkan balita dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD. Pasalnya, kondisi ekonom rumah tangga orang dari balita cukup sulit karena hanya mengandalkan gaji sebagai buruh kontrak perusahaan sawit PT NJL Nunukan.

baca juga:

Aisyah Balita Penderita Hidrosefalus Asal Sei Menggaris Dirujuk ke RSUD Nunukan

Tidak hanya kepada Aisyah, DSP3A Nunukan membantu penerbitan PBI untuk Erna Wati yang kini sedang hamil anak kedua dengan usia kandungan 5 bulan. Jaminan kesehatan dari pemerintah kiranya bisa digunakan untuk pemeriksaan kesehatan selama hamil hingga melahirkan.

“DSP3A Nunukan baru menerima laporan kasus Hidrosefalus Aisyah ini, mungkin penanganannya langsung di Dinas Kesehatan,” ucapnya.

Faridah menuturkan, biasanya balita Hidrosefalus disebabkan beberapa faktor,  salah satunya infeksi toksoplasma pada rahim kandungan ibunya, ditambah lagi kurang melakukan pemeriksaan kesehatan ketika hamil dan penanganan pasca lahir.

Kurangnya pemahaman tentang kehamilan dan menjalankan pola hidup sehat sering kali membuat balita yang dilahirkan kurang normal, karena itu pemerintah menghimbau ibu muda yang sedang hamil rajin memeriksakan kandungan.

“Penderita Hidrosefalus erat hubungannya dengan kesehatan, nanti kita datang ke ibunya memberikan psikotis, apalagi dia sedang hamil,” tuturnya.

Salah satu gejala dugaan balita penderita Hidrosefalus adalah anak mudah mengantuk dan perkembangan organ tubuh tidak sempurna. Jika tanda-tanda ini muncul, sebaiknya cepat konsultasi ke dokter atau puskesmas.

“Mungkin dia kurang memeriksakan kesehatan balitanya setelah melahirkan, maklum  tinggal di wilayah  pedalaman minim informasi,” terangnya.

Hidrosefalus adalah masalah saraf otak dan tidak terkait dengan jenis kelamin.  Pada keadaan normal, terdapat cairan yang mengisi rongga – rongga (ventrikel) di dalam otak dengan jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan penekanan sel-sel otak dan gangguan saraf.

Ibu hamil dalam kondisi tekanan batin dan terlalu lelah bekerja serta berpikir berat akan mengganggu tumbuh kembang janin dalam kandungan. Begitu pula terhadap balita haruslah diasuh dengan gizi yang seimbang.

“Adakan di buku posyandu program pola asuh anak dengan gizi anak tumbuh seimbang, disana ada penjelasan Kartu Menuju Sehat (KMS),” tuturnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: