Agar Bisa Ikut PBJJ, Yuliana Kerja Dulu Ikat Rumput Laut

Yuliana Agustina Astin memperlihatkan hp android yang dibelinya dengan uang hasil kerja mengikat rumput laut. (Foto Istimewa)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Agar bisa ikut program belajar jarak jauh (PBJJ atau belajar dalam jaringan internet) dimasa pandemi Covid-19, Yuliana Agustina Astin, salah seorang pelajar SMP Swasta di Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara harus bekerja sebagai pengikat rumput laut untuk dapat uang membeli headphone (hp) pintar.

Yuliana adalah  pelajar kelas VII SMP Swasta di Kecamataan Nunukan. Remaja berusia 13 tahun  semula  kesulitan mengikuti PBJJ karena tidak memiliki android. Namun, Yuliana tidak putus asa dengan keadaan, semangat dan niatnya terus ikut belajar daring diperlihatkannya dengan mengorbankan waktu bermaian bersama teman, diganti dengan bekerja sebagai buruh pengikat rumput laut di Sei Lancang, Kecamatan Nunukan Selatan.

Bersama ibunya, Yuliana setiap hari berangkat pagi-pagi penumpang kendaraan pick up yang biasanya menjemput para pekerja rumput laut kelokasi kerja dan sorenya pulang ke rumah dengan membawa hasil upah kerja harian.

“Saya ikut sama ibu kerja ikat rumput laut, kadang kami dapat 20 bentang, terkatang juga kurang dari itu,” kata Yuliana sambil memperlihatkan hp android yang dibelinya dengan uang hasil kerjanya.

Yuliana bersama teman-temannya dan anggota DPRD Nunukan Inah Anggraini. (foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

Menurutnya, dari hasil  uang hasil kerjanya, ia akhirnya mampu membeli sendiri heandphone  sederhana. Kini dia mengaku tidak lagi merasakan kesulitan menerima pelajaran online yang dikirimkan setiap hari oleh para guru.

Berbicara penghasilannya dari mengikat rumput laut, Yuliana dan ibunya mampu mengikat 20 bentangan rumput laut dengan upah pertali sebesar Rp 9.000. Upah  yang diterimanya sebagian digunakan untuk biaya hidup dan sebagian lagi untuk ditabung.

Hanya dalam kurun waktu kurang 10 hari, Yuliana dan ibunya berhasil menyisihkan uang hasil kerja sebesar Rp1.800.000. Dari uang itulah, pelajar ini membeli sebuah hp  berwarna silver seharga Rp1.700.000.

“Senang rasanya bisa beli Hp sendiri, saya sekarang bisa belajar daring setiap hari,” ucap Yuliana  sambil tertawa bahagia.

Yuliana adalah gambaran anak-anak Indonesia yang memiliki motivasi tinggi untuk bersekolah, keterbatasan ekonomi dan keterbatasan usia tidak membuat remaja ini putus asa menyerah dengan keadaan hidupnya.

Bagi dia, semua bisa dicapai dengan usaha, selama benar-benar memiliki niat untuk menggapai impian itu. Saya bekerja sebatas untuk membeli HP, selebihnya buat ibu dan keluarga dirumah.

“Beli hp untuk  belajar-belajar dirumah, habis belajar main aplikasi lainnya,” pungkasnya. (002)

Tag: