Aji Erlynawati: Pasokan Ikan di Bontang Masih Mencukupi

aa
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Kota Bontang Aji Erlynawati.

BONTANG.NIAGA.ASIA-Meski gelombang air laut yang saat ini tidak menentu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Kota Bontang, Aji Erlynawati memastikan pasokan ikan air laut masih mencukupi untuk konsumsi masyarakat Kota Bontang.

“Meski para nelayan banyak yang tidak melaut akan tetapi pasokan ikan untuk masyarakat masih sangat mencukupi,” kata Aji saat konfirmasi via telepon, Jumat (01/2) pagi. “Pasokan memang agak menurun, tapi masih dalam batas mencukupi permintaan di pasar,” ujarnya.

Menurut Aji,  DKP3 memiliki target untuk hasil tangkap ikan. Setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan 5.000 ton, pada tahun 2017/2018 produksi sudah  20 ribu ton. Tahun ini (2019) target sesuai renstra menjadi  25 ribu  ton. “Untuk memenuhi target itu diharapkan adanya support dari Pemprov Kaltim dan Pemerintah Pusat.” terangnya.

Pasokan ikan di Kota Bontang juga mendapatkan tambahan dari nelayan luar Bontang, dimana ikannya langsung ke pelabuhan pendaratan ikan di Bontang. “Hasil tangkap nelayan luar Bontang itu langsung dibawa ke pelabuhan ikan Bontang,” kata Aji. Lokasi  tangkap para nelayan itu lebih dekat di Bontang.

Berdasarkankan Perda Kaltim No 1 Tahun 2016 Tentang RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kaltim dalam pola ruang Kota Bontang terdapat kawasan perikanan 37,82 hektar dan perikanan laut 2,08 hektar, laut pepas 12 mill 53.731,05 hektar, ada aktifitas perikanan tangkap dan budidaya laut. Bontang juga mempunyai PPI (Pelabuhan Pendaratan Ikan) di Tanjung Limau, fungsional tapi mengalami pendangkalan. Pengelolaan PPI Tanjung Limau berada di DKP Provinsi Kaltim.

Secara kuantitas pada tahun 2016, Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim mencatat produksi perikanan di Bontang sudah mencapai  15.830,2 ton, rinciannya dari perikanan laut mencapai 15.762,6 ton, perikanan darat yang meliputi tambak (15,3 ton), kolam (38,3 ton), serta karamba (14,0) ton dengan nilai produksi Rp626 miliar lebih. (adv)