Antrean Bahan Bakar Pertalite di Samarinda Sudah Meresahkan

Kepala Polresta Samarinda Komisaris Besar Polisi Ary Fadli memberikan penjelasan soal antrean bahan bakar yang sudah meresahkan masyarakat di Polresta Samarinda, Jumat 15 Juli 2022. (niaga.asia/Saud Rosadi)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Antrean panjang bahan bakar Pertalite terjadi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Samarinda dua pekan ini. Kejadian itu sudah meresahkan masyarakat dan berpotensi membuat situasi tidak kondusif. Itu dikatakan pejabat kepolisian di Samarinda Jumat.

Antrean panjang bahan bakar Pertalite hingga pinggir jalan di antaranya terjadi di SPBU Jalan Teuku Umar dan Jalan Kesuma Bangsa yang sering terjadi pagi hari.

Di SPBU Jalan Panglima M Noor, tidak hanya antrean Pertalite, melainkan juga truk berbahan bakar bio solar yang disubsidi pemerintah. Antrean panjang sering membuat arus lalu lintas tersendat.

Di provinsi Kalimantan Timur, PT Pertamina menetapkan harga Pertalite Rp 7.650 dan bio solar Rp 5.150 per liter. Kedua jenis BBM itu adalah jenis BBM yang masih disubsidi pemerintah.

Sedangkan BBM non subsidi harga per liter Pertamax Rp 12.750, Pertamax Turbo Rp 16.550, Dexlite Rp 15.350 dan Pertamina Dex Rp 16.850.

Gambar dari video menunjukkan antrean pengisian bahan bakar sampai ke pinggir Jalan Bhayangkara, Jumat 15 Juli 2022 (Rhendy/Info Samarinda)

Selisih harga Dexlite dan bio solar serta Pertalite dan Pertamax ditengarai menyebabkan masyarakat lebih memilih harga bahan bakar yang lebih murah.

Antrean panjang itu dalam pengamatan kepolisian yang berencana memanggil Pertamina terkait pendistribusian bahan bakar utamanya Pertalite.

“Saya akan hubungi Pertamina karena antrean sudah mulai menumpuk. Soal teknis untuk kelola distribusi Pertalite, mereka yang tahu. Kalau solar kan sudah pakai fuel card (kartu bahan bakar),” kata Kepala Polresta Samarinda Komisaris Besar Polisi Ary Fadli dalam pernyataannya.

Antrean bahan bakar Pertalite di SPBU dinilai sudah mengakibatkan keresahan masyarakat.

“Sekarang Pertalite sudah jadi resah masyarakat. Kemarin sudah diinformasikan intelejen akan segera saya panggil (Pertamina),” Ary menerangkan.

Kesulitan hingga kelangkaan bahan bakar di SPBU sering terjadi di tengah kenaikan salah satu harga jenis bahan bakar. Seperti harga Pertamax sebelumnya adalah Rp 9.200. Warga pun beralih ke bahan bakar lebih murah.

Penggunaan motor bertanki besar diduga keluar masuk stasiun pengisian untuk menjual kembali bahan bakar. Gambar dari potongan video ini terjadi Kamis 14 Juli 2022 di salah satu pengisian bahan bakar di Samarinda (Info Samarinda)

“Kelangkaan ini kan yang pasti terjadi setiap waktu adanya kenaikan. Pasti terjadi hal-hal seperti ini. Kita perlu antisipasi,” jelas Ary.

“Kita dalam beberapa hari memantau lapangan hampir mengalami antrean (panjang). Kita perlu sampaikan ke rekan-rekan Pertamina untuk melakukan pemantauan,” Ary menambahkan.

Kepolisian menyatakan antrean panjang di SPBU bisa menimbulkan keresahan masyarakat.

“Kalau dibiarkan lama kelamaan pasti bisa jadi situasi tidak kondusif. Ya (rawan gesekan di bawah antarpengantre),” Ary menegaskan.

Masyarakat juga sudah sering mengeluhkan antrean motor bertanki besar diduga telah dimodifikasi kerap pulang pergi berulang kali ke SPBU, di mana bahan bakar yang diperoleh diduga kembali dijual dengan harga tinggi melalui kios pengecer bahan bakar ‘Pertamini’. Bahkan seharga Pertamax.

“Kita temukan pasti kita tindak,” kata Ary kembali menegaskan.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: