Badan POM AS Dukung Suntikan Moderna Dosis Rendah untuk Booster

Vaksin Moderna (istimewa/net)

WASHINGTON.NIAGA.ASIA – Penasihat kesehatan AS mengatakan pada hari Kamis, beberapa orang Amerika yang menerima vaksin COVID-19 Moderna setidaknya enam bulan yang lalu, harus mendapatkan booster setengah dosis untuk meningkatkan perlindungan terhadap virus Corona.

Penasihat Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) memberikan suara bulat merekomendasikan suntikan booster untuk manula, serta orang dewasa yang lebih muda dengan masalah kesehatan lain, pekerjaan atau mereka yang berisiko dari paparan COVID-19.

Rekomendasi tersebut tidak mengikat tetapi merupakan cara ampuh untuk memperluas kampanye Amerika Serikat ke jutaan orang di Amerika. Banyak orang yang mendapatkan suntikan Pfizer awal mereka setidaknya enam bulan yang lalu sudah mendapatkan booster, setelah FDA mengizinkan penggunaannya bulan lalu. Mereka yang menerima booster adalah kelompok berisiko tinggi yang sama, di mana menurut penasihat FDA, harus mendapatkan booster Moderna.

Namun demikian, tidak ada bukti bahwa sudah waktunya untuk membuka dosis booster vaksin Moderna atau Pfizer untuk semua orang.

Virus corona sebagian besar masih merupakan ancaman bagi orang yang tidak divaksinasi. Sementara yang divaksinasi memiliki perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah atau kematian akibat COVID-19.

Bicara dosis, vaksinasi Moderna awal terdiri dari dua suntikan 100 mikrogram. Tetapi Moderna mengatakan satu suntikan 50 mikrogram seharusnya cukup untuk booster.

Agensi tersebut mengumpulkan para ahlinya untuk mempertimbangkan siapa yang harus mendapatkan booster dan kapan bagi mereka yang menerima suntikan Moderna dan Johnson & Johnson awal tahun ini. Pihak berkompeten akan membahas J&J pada hari Jumat.

FDA akan menggunakan rekomendasi penasihatnya dalam membuat keputusan akhir untuk booster dari kedua perusahaan. Meski diperkirakan keputusan yang diambil masih akan menemui hambatan di masa mendatang.

Minggu depan, panel yang diadakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit akan menawarkan lebih spesifik tentang siapa yang harus mendapatkan suntikan booster.

Banyak ilmuwan AS. tetap terpecah tentang siapa yang membutuhkan booster dan tujuannya. Apakah suntikan booster dibutuhkan sebagian besar untuk orang yang berisiko penyakit parah atau apakah suntikan booster harus digunakan untuk mencoba mengurangi infeksi yang lebih ringan juga.

Panel FDA bergulat dengan bahasan apakah Moderna menyajikan cukup bukti yang mendukung booster dosis rendahnya.

Seorang pasien menerima booster vaksin COVID-19 di klinik vaksinasi Pfizer-BioNTech di Southfield, Michigan, AS, 29 September 2021. (REUTERS/Emily Elconin/File Photo)

Diketahui, ketika varian delta melonjak pada bulan Juli dan Agustus, sebuah penelitian Moderna menemukan orang yang baru saja divaksinasi memiliki tingkat infeksi 36% lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang sudah divaksinasi lebih lama.

Studi lain terhadap 344 orang menemukan suntikan booster enam bulan memulihkan antibodi pelawan virus ke tingkat yang dianggap protektif – dan itu termasuk lompatan besar dalam antibodi yang dapat menargetkan varian delta. Tapi itu adalah penelitian kecil, dan hanya sekitar setengah dari orang-orang itu mendapatkan rangkaian dosis yang tepat yang akan ditawarkan di bawah kampanye booster Moderna.

“Data itu sendiri tidak kuat tetapi pasti menuju ke arah yang mendukung pemungutan suara ini,” kata Dr Patrick Moore dari University of Pittsburgh.

Dan beberapa penasihat khawatir bahwa meningkatkan (antibodi) dengan dosis yang lebih rendah mungkin membuat orang kehilangan beberapa manfaat potensial dari suntikan ketiga dosis penuh.

Salah satu efek samping yang sangat jarang dari vaksin Moderna dan Pfizer adalah peradangan jantung, terutama di kalangan pria muda segera setelah dosis kedua. Satu pertanyaan yang tersisa adalah apakah dosis lain dapat memicu lebih banyak kasus. Studi booster Moderna tidak cukup mampu untuk melihat risiko langka seperti itu.

Meski demikian, Israel mulai menawarkan booster Pfizer lebih cepat daripada AS dan kepada lebih banyak penduduknya. Kamis, Dr. Sharon Alroy-Preis dari kementerian kesehatan Israel mengatakan kepada panel FDA bahwa setelah 3,7 juta dosis booster diberikan, tidak ada tanda suntikan tambahan itu lebih berisiko.

Karena vaksin Moderna serupa dengan Pfizer, penasihat FDA menemukan data itu meyakinkan.

Sementara booster Pfizer hanya untuk kelompok orang Amerika yang berisiko tinggi tertentu, pejabat Israel memuji penggunaan booster yang lebih luas di negara mereka untuk membendung lonjakan infeksi varian delta.

“Tidak ada pertanyaan dalam pikiran saya bahwa pemutusan kurva itu karena dosis booster,” kata Alroy-Preis dalam menanggapi penasihat FDA yang mencatat bahwa negara-negara lain telah melihat penurunan kasus delta tanpa penggunaan booster secara luas.

Tetapi penasihat FDA juga menyoroti satu masalah yang membingungkan yakni orang dengan sistem kekebalan yang sangat lemah sudah bisa mendapatkan dosis penuh ketiga dari vaksin Moderna segera setelah vaksinasi awal. Jadi pertanyaan yang tersisa, apakah mereka harus memenuhi syarat untuk booster juga, yang akan menjadi dosis keempat mereka?

Sumber : Associated Press
Editor : Saud Rosadi

Tag: