Banjir Dadakan Hanyutkan Rumput Laut dan Perahu Warga Nunukan

aa

Warga membersihkan sisa-sisa lumpur banjir yang datang Senin dinihari (24/6/2019). (Foto Budi Anashori)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Tingginya curah hujan yang disertai luapan air laut dan sungai pada dini hari Senin (24/06/2019) mengakibatkan sejumlah rumput laut  dan perahu milik warga Desa Binusan, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan hanyut terbawa arus banjir.

“Ada sekitar 200 kilogram rumput laut dipenjemuran hilang terbawa arus banjir,” kata Pengawas Wilayah Desa Binusan pada Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan Asnawi.

Derasnya arus laut bersamaan hujan deras yang turun sekitar pukul 01:20 hingga pukul 03:00  Wita mengakibatkan pula hanyutnya 90 bentang rumput laut siap panen dan hilangnya 1.000 bentang tali rumput laut yang terpasang di laut.

Selain rumput laut, warga juga melaporkan kehilangan satu unit perahu bermesin 15 PK dan beberapa barang kelengkapan lainnya yang hingga kini belum diketahui keberadaannya. “Kalau kita total kerugian rumput laut sekitar Rp 20 juta ditambah 1.000 bentangan tali rumput laut sekitar 100.000 juta,” ujar Asnawi.

Banjir dadakan tidak hanya berdampak kerugian bagi petani rumput laut, sejumlah rumah warga yang bermukim didataran rendah seperti di jalan Sei Bilal, Kelurahan Nunukan Barat, Kecamatan Nunukan terendam banjir setinggi 50 sentimeter. Dampak banjir dirasakan juga para nelayan, sedikitnya 3 perahu warga Sei Bilal hanyut dan tenggelam terbawa arus banjir. Dilaporkan pula satu buah rumah mengalami retak akibat bergesernya pondasi bangunan.

Musibah banjir terjadi pula di Kecamatan Sembakung, ketinggian air pada Minggu (23/06/2019).dilaporkan naik sekitar 5,25 meter dari batas normal 3 meter, meski mengalami kenaikan debet air, pemerintah daerah belum menyatakan siaga banjir.

Seperti bisa, Desa Atap menjadi wilayah paling pertama terendam tiap kali banjir melanda wilayah ini hingga menggangu fasilitas pelayanan umum seperti gedung rawat inap Puskesmas Atap, sekolah, balai pertemuan umum, dan lainnya.

“Jalur lalu lintas jalan masih aman cuma ada fasilitas umum dan pelayanan yang lokasinya di darakan rendah mulai terendam banjir,” tutur Kepala Seksi Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan Hasan.

Hingga hari ini, warga Desa Atap masih menempati rumah masing-masing, belum terlihat rombongan pengungsi ataupun permintaan tempat sementara, situasi pemukiman warga saat ini relatif masih aman. “Kiriman air dari hulu sungai Lumbis dan Lumbis Ogong masih masuk ke Sembakung dan kemungkinan ketinggian air bisa naik,” bebernya. (002)