Banyak Desa Belum Teraliri Listrik, DPRD Nunukan Desak PLN Selesaikan Proyek PLTMG 10 MW

Anggota DPRD Nunukan Burhanuddin bersama Andre Pratama, Andi Krislina, Hj Nikmah dan Joni Sabindo bertemu perwakilan pengawas PLN Berau di lokasi PLTMG Mansapa. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Sejumlah pemukiman penduduk di wilayah perbatasan Indonesia pulau Nunukan dan Sebatik, belum sepenuhnya mendapat penerangan listrik yang siapakan PT PLN (Persero) Unit Pelanggan Layanan (UPL) Nunukan.

Anggota DPRD Nunukan Andre Pratama mengatakan, Desa Binusan Dalam, Kecamatan Nunukan adalah salah satu contoh wilayah yang belum menikmati penerangan lampu listrik, begitu pula beberapa desa di Kecamatan Sebatik.

“Pembangkit Listrik Tenaga Minyak Gas (PLTMG) 10 Megawatt Mansapa adalah impian memberikan pemerataan listrik di desa-desa,” kata Andre pada Niaga.Asia, Jumat (30/07).

Namun nyatanya, pelaksanaan pembangunan program engineering procurement  PLTMG yang di mulai tahun 2017 dengan pemenang lelang PT Truba  mengalami kendala yang hingga pertengahan 2021.

Di lokasi pembangunan PLTMG hanya tampak tiang pancang beton untuk pondasi mesin pembangkit. Hal ini jauh dari harapan masyarakat yang sangat ingin segera menikmati penerangan listrik.

“Desa Tabol Sebatik, Desa Sei Limau, Desa Bukit Harapan dan beberapa pemukiman Desa Maspul belum ada listrik, termasuk kantor Camat Sebatik Timur,” sebut Andre.

Andre menambahkan, kedatangan Komisi I DPRD Nunukan ke lokasi PLTMG sebagai pressure kepada PLN yang erat hubungannya dengan ketersedian pelayanan listrik di Nunukan dan Sebatik.

Pressure ini juga berlaku kepada pihak kontraktor agar bertanggung jawab sesuai perjanjian kontrak kerja dengan pihak PT PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Kalimantan Bagian Timur (Kalbagtim) Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Kami kuatir proyek PLTMG mansapa mangkrak, karena ada beberapa contoh proyek pembangkit listrik mangkrak di Indonesia,” tuturnya.

Harusnya, perusahaan kontraktor PT Truba yang mengerjakan pekerjaan sejak tahun 2017 sudah menyelesaikan fisik minimal 80 persen, bukan sebatas pemasangan pancang-pancang tiang dan itupun belum selesai 100 persen.

Atas keterlambatan dan tidak adanya keterangan jelas dari pihak pengawas proyek, DPRD Nunukan dalam waktu dekat berencana bertemu PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Berau sebagai pengawas kegiatan.

“Jika memungkinkan perwakilan PT PLN Balikpapan bisa hadir dalam pertemuan itu, kami minta paparan progress pekerjaan,” sebutn Andre.

Tidak hanya keterlambatan pekerjaan, DPRD Nunukan nantinya meminta penjelasan PLN terkait penunjukan PT Truba sebagai pemenang lelang, sebab berdasarkan informasi, perusahaan engineering ini mengalami pailit tahun 2014.

Penunjukan sub kontraktor kepada PT Ben Zaenab Bersaudara oleh PT Truba pada tahun 2021 tidak banyak menghasilkan kemajuan dalam pekerjaan, proyek masih tetap sebatas tiang-tiang pancang.

“Waktu bertemu perwakilan PT PLN di lokasi PLTMG, saya sempat berkelakar apakah PLN punya uang mengerjaan ini, katanya sih ada uangnya,” tutup Andre.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Budi Anshori

Tag: