BBM Langka, Pegawai Pemerintah Sri Lanka Diminta Kerja dari Rumah

Pemilik kendaraan mengantre untuk membeli bensin akibat kelangkaan bahan bakar, di tengah krisis ekonomi negara, di Kolombo, Sri Lanka, Jumat 17 Juni 2022. (REUTERS/Dinuka Liyanawatte)

KOLOMBO.NIAGA.ASIA — Pemerintah Sri Lanka pada hari Jumat memerintahkan pegawai sektor publik untuk bekerja dari rumah selama dua minggu, menyusul minimnya ketersediaan bahan bakar imbas krisis ekonomi.

Sri Lanka berebut mencari devisa untuk membayar impor bahan bakar yang sangat dibutuhkan. Apalagi, stok bensin dan solar yang ada diproyeksikan akan habis dalam hitungan hari.

Kombinasi salah urus pemerintah dan pandemi COVID-19 telah mendorong negara berpenduduk 22 juta orang itu ke dalam krisis ekonomi terdalam sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1948.

“Mempertimbangkan pembatasan pasokan bahan bakar yang ketat, sistem transportasi umum yang lemah, dan kesulitan menggunakan kendaraan pribadi, surat edaran ini memungkinkan staf minimal untuk masuk kerja mulai Senin,” kata Kementerian Administrasi Publik dan Dalam Negeri, Jumat, dikutip niaga.asia dari kantor berita REUTERS.

Sekitar satu juta pegawai pemerintahnya, mereka yang menyediakan layanan penting seperti perawatan kesehatan akan terus melapor untuk bertugas di kantor mereka, kata surat edaran itu.

Awal pekan ini, pemerintah juga menyetujui empat hari kerja dalam sepekan bagi pekerja sektor publik untuk membantu mereka mengatasi kekurangan bahan bakar kronis dan mendorong mereka untuk menanam pangan.

Antrean kendaraan yang membentang beberapa kilometer telah terbentuk di banyak pompa bensin di seluruh negeri minggu ini, membuat beberapa orang menunggu lebih dari 10 jam untuk mendapatkan bahan bakar.

Sri Lanka sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk paket bailout dengan delegasi diharapkan terealisasi di Kolombo pada hari Senin.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menguraikan rencana untuk mengumpulkan USD 47 juta untuk memberikan bantuan kepada 1,7 juta warga Sri Lanka yang paling parah terkena krisis selama empat bulan ke depan.

Sebanyak 5 juta warga Sri Lanka dapat terkena dampak langsung dari kekurangan pangan dalam beberapa bulan mendatang, kata kantor Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

Sumber : Kantor Berita REUTERS | Editor : Saud Rosadi

Tag: