Buaya Memangsa Ayam dan Bebek Warga Kampung Mamolo

Buaya terlihat di tepi sungai Mamolo Nunukan. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Buaya muara dalam beberapa bulan terakhir semakin berani mendekati permukiman warga Kampung Mamolo, Kecamatan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Induk buaya berukuran 4 meter lebih dan anaknya ukuran 2 meter bermunculan di perairan sungai Mamolo dan Sei Lancang tersebut juga memangsa ayam dan bebek warga, serta membuat pekerja ketakutan mencuci tali rumput laut.

“Banyak buaya berkeliaran, kadang muncul di kolong rumah warga memangsa ayam, bebek dan lainnya,” kata Ketua Rukun Tetangga (RT) 11 Kampung Mamolo, Kecamatan Nunukan Selatan, Habir pada Niaga.Asia, Selasa (31/05/2022).

Kelompok buaya yang sering berkeliaran ukuran lebar  40 cm dengan panjang 2 sampai 4 meter. Buaya sempat memangsa orang dewasa di Sei Lancang dan Mansapa hingga meninggal dunia beberapa tahun lalu.

Akibat banyaknya buaya, petani rumput laut ketakutan untuk mencuci tali-tali rumput laut di sungai – sungai. Pekerja dihantui buaya.

“Pernah terlihat buaya sebesar perahu sekitar panjang 6 meter di muara laut sekitar 1 kilometer dari bibir pantai,” tuturnya.

Masyarakat setempat sudah lama mengetahui  keberadaan buaya di sungai-sungai, terkadang anak-anak buaya yang jumlahnya cukup banyak ikut berkeliaran mencari makan ketika air surut.

Buaya besar kemungkinan bersarang di kolong rumah warga dan tepi sungai ditumbuhi bakau, habitat buaya sendiri diyakini berasal dari sungai Sei Lancang dan berkeliaran sampai sungai Mamolo.

“Hewan ini sudah berkembang biak cukup banyak, anak-anaknya sering terlihat berenang di tepi sungai pemukiman masyarakat,” Habir.

Habir mengaku sudah melaporkan keluhan buaya ke pemerintah kecamatan, namun tidak ada tindakan penghalauan. Kalaupun ada hanya sebatas penanganan pertolongan terhadap korban diterkam buaya.

“Kalau pas cuci tali rumput laut buaya muncul kita usir, kalau buaya tidak mau kita yang kabur. Itu saja kemampuan kami,” bebernya.

Salah seorang petani rumput laut di perkampungan Mamolo, Kamaruddin mengaku sangat terganggu terhadap kelompok buaya yang mulai memasuki sungai-sungai tempat nelayan rumput laut bekerja.

“Selalu ada rasa was was ketika mencuci tali rumput laut, ketakutan ini karena pengalaman pernah ada teman sesama petani rumput laut diterkam buaya,” bebernya.

Beberapa petani membiarkan tali – tali bentangan rumput laut ditumbuhi lumut karena takut mencuci di sungai, keadaan ini bisa berdampak tidak baik terhadap hasil panen dan semangat mengembangkan usaha.

“Hampir tiap hari buaya muncul, sekarang tambah banyak karena anak-anaknya mulai ikut berkeliaran di sungai,” katanya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: