Bupati Harapkan Udang Berau Masuk Pasar Global

Hasil panen udang dari tambak SECURE di Kampung Pegat Batumbuk, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau. (Foto: Ist/YKAN)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA -Bupati Berau Sri Juniarsih berharap kepada pelaku dan pihak terkait setempat, menjembatani agar produksi perikanan oleh masyarakat Berau, terutama udang windu bisa masuk ke pasar global, karena udang yang diproduksi oleh petambak secara ramah lingkungan ini memilih kualitas terjamin.

Dalam rilis yang diterima NIAGA.ASIA, Kamis (10/3), bupati mengatakan, melalui pemanfaatan teknologi informasi, Pemkab Berau berharap udang windu yang tersertifikasi sehat dan ramah lingkungan, dapat masuk ke supermarket ternama di Indonesia dan diekspor ke berbagai belahan dunia.

“Untuk bisa menembus pasar ekspor melalui pemanfaatan teknologi informasi yang terus berkembang dewasa ini, tentu diperlukan dukungan dari banyak pihak, karena disadari keterbatasan jaringan oleh pelaku di Berau dalam merambah pasar global,” katanya.

Bupati mengapresiasi langkah yang ditempuh oleh Dinas Perikanan dan Kelautan setempat karena telah memperkuat sistem informasi ketertelusuran produksi udang windu, sehingga melalui sistem ini dapat menjangkau seluruh belahan dunia.

Apalagi penguatan informasi ketertelusuran produksi udang windu tersebut menggandeng Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), kemudian melibatkan Universitas Muhammadiyah Berau, Universitas Mulawarman Samarinda, dan PT Sarana Multi Infrastruktur.

Sri Juniarsih yang merupakan bupati perempuan pertama di Berau ini melanjutkan, Kabupaten Berau merupakan wilayah yang memiliki ekosistem mangrove terluas di Provinsi Kaltim, konsisten melakukan pembangunan hijau, sehingga untuk budi daya perikanan tambak pun harus memperhatikan keseimbangan lingkungan.

“Dalam upaya melindungi ekosistem mangrove di Kabupaten Berau, maka secara tidak langsung dapat mendukung produksi perikanan tangkap dan budi daya yang berkelanjutan,” ujarnya.

Ekosistem mangrove memiliki arti penting bagi nelayan, petambak, dan bagi masyarakat pesisir Berau umumnya, karena mangrove menjadi tempat hidup dan berkembangnya habitat udang, kepiting, dan berbagai jenis ikan.

Untuk itu, melalui penerapan praktik akuakultur yang berkelanjutan, maka pertumbuhan ekonomi dapat berjalan selaras dengan upaya menurunkan emisi gas rumah kaca yang selalu dikampanyekan di tingkat global, termasuk Kabupaten Berau.

Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman mengatakan, tahap awal sistem informasi ketertelusuran produksi udang akan dikembangkan dan diujicobakan di demplot tambak Shrimp-Carbon Aquaculture (SECURE) Kabupaten Berau.

“YKAN bersama Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (BRPBAP3 KKP) telah mengenalkan pendekatan SECURE sebagai upaya merestorasi tambak menjadi mangrove kembali, tanpa menurunkan produktivitas tambak masyarakat,” ucapnya.

Menurut Ilman, melalui informasi ketertelusuran produksi, akan membantu pembeli udang di seluruh dunia, guna memastikan bahwa udang dari Kabupaten Berau berasal dari tambak tradisional yang ramah lingkungan dan aman dikonsumsi. (gh)

Tag: