Bupati Nunukan Minta Pemuda Tidung Bangkitkan Kembali Budaya Cerita Tradisi

Bupati Nunukan, Hj Asmin Laura menghadiri Launching kampung cerita Tidung di Sei Bilal. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Bupati Nunukan Hj.Asmin Laura Hafid menghadiri Launching Kampung Cerita Sungai Bilal dan Senam Lukiwol (Iluk Aki Bentawol) di Taman Pelangi Perbatasan, Sungai Bilal, Kecamatan Nunukan, Senin (22/3).

Di Hadapan pemuka adat suku Tidung dan panitia kegiatan, Bupati berharap keberadaan kampung cerita tradisi bisa membangkitkan kembali budaya bercerita atau bertutur di tengah masyarakat yang saat ini semakin ditinggalkan.

“Dahulu para orang tua kita selalu menyelipkan nasehat atau pesan moral saat menyampaikan cerita kepada anak-anaknya sebelum tidur,” kata bupati.

Budaya bercerita atau bertutur sebagai pengantar tidur ini hampir dilakukan oleh  semua suku, sehingga tidak mengherankan jika begitu banyak cerita rakyat yang berkembang di tanah air, termasuk cerita legenda sosial.

Namun sayang, seiring perkembangan zaman, lanjut bupati, budaya dan tradisi ini kian lama kian luntur ditelan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi digital. Apalagi sebagian besar masyarakat sudah sangat bergantung dengan ponsel pintar.

“Terjadi pergeseran kebiasaan hidup manusia, dulunya saling bercerita lewat pertemuan, sekarang bercerita tanpa ketemu lewat ponsel. Maka hilanglah budaya kita,” ucapnya.

Karena perkembangan zaman pula, para orang tua lebih banyak disibukkan dengan media sosial, sedangkan anak – anaknya lebih senang bermain game online dan lainnya. Pergeseran kebiasan ini dikarenakan masyarakat sekarang sangat tergantung dengan ponselnya.

“Saya yakin anak – anak kita sekarang lebih mengenal hero – hero dalam game mobile legends ketimbang siapa tokoh utama dalam cerita Malin Kundang atau Lutung Kasarung,” tambahnya.

Hal-hal ini harusnya harus menjadi keprihatinan semua pihak, karena jika terus dibiarkan, maka bukan tidak mungkin generasi penerus tidak lagi mengenali budaya leluhurnya sendiri, bahkan bahasa ibu (daerah) akan hilang.

Keberadaan kampung cerita Sungai Bilal patut diberikan apresiasi. Terobosan para pemuda daerah yang didukung pemuka adat diharapkan dapat bertahan dan setahap demi setahap terus berkembang  membangkitkan kembali budaya bercerita di tengah masyarakat

“Mudah – mudahan setahap demi setahap bisa langkah kita diberkati allah, teruslah melestarikan budaya,” tutur bupati.

Selain meresmikan kampung cerita, Bupati Nunukan ikut menghadiri peluncuran senam Lukiwol atau singkatan dari Iluk Aki Bentawol. Senam gubahan ini diciptakan oleh para pemuda rumpun Tidung yang tergabung dalam Pergerakan Pemuda Mahasiswa Rumpun Tidung (Gardamaruti).

Ketua Gadamaruti Nunukan, Herison menyebutkan, kampung cerita adalah salah satu program sekolah budaya yang akan dilaksanakan di sekolah – sekolah di Sungai Bilal, Sei Fatimah dan Binusan,

“Kampung cerita Sei Bilal sebagai percontohan, kedepan akan ada lagi menyusul sekolah di wilayah lainnya,” terang dia.

Dikatakan Herison, Garda Maruti Nunukan berupaya menggalakkan penggunaan bahasa Ttidung, serta memperkenalkan berbagai seni budaya masyarakat suku pribumi ini kepada generasi muda, yang saat ini mulai lupa akan tradisi leluhurnya sendiri.

“Budaya  bawaan lahir harus dipertahankan, bahasa adat harus dijaga dan sudah seharusnya semua anak-anak suku tidung bisa berbahasa daerah,” ucapnya.

Sumber : Humas Pemkab Nunukan | Editor : Budi Anshori

Tag: