Cegah Penyakit Jantung, Menteri Budi Ajak Masyarakat Aktivitas Fisik

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjawab pertanyaan wartawan, di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 3 Oktober 2022 (Humas Sekretariat Kabinet/Agung)

JAKARTA.NIAGA.ASIA — Penyakit jantung menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyakit jantung bahkan menjadi penyakit dengan biaya tertinggi di Indonesia.

“Dari sisi beban biaya pemerintah Republik Indonesia itu (penyakit jantung) juga yang paling tinggi. Jadi tiap tahun pada klaim BPJS itu yang paling banyak itu kardiovaskular,” kata Budi pada puncak peringatan Hari Jantung Sedunia 2022 di Plaza Tenggara Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu.

Dari sisi biaya, lanjut Budi, kardiovaskular jadi penyakit yang paling banyak membuat masyarakat menderita. Penyakit jantung atau kardiovaskuler juga merupakan penyakit yang paling banyak memakan korban.

Saat ini pemerintah tengah mengupayakan pemerataan dokter spesialis kardiovaskular di seluruh Indonesia. Kondisinya saat ini dari 34 provinsi hanya 28 provinsi yang bisa melakukan bedah jantung.

“Alatnya sudah ada, masalahnya dokter spesialisnya kita sangat kekurangan. Kita sangat kekurangan dokter spesialis dan ribuan bahkan puluhan ribu masyarakat kita meninggal setiap tahunnya karena kekurangan dokter dan kekurangan dokter spesialis,” terang Budi.

“Jadi penting buat kita bersama agar bisa mencegah tidak masuk ke rumah sakit. Cara mencegahnya yaitu perilaku hidup kita mesti diubah. Diubahnya dengan cara mesti banyak gerak,” Budi menambahkan.

Diterangkan Budi, cara mengatasi penyakit tersebut adalah melalui promotif preventif dan rutin melalukan aktivitas fisik dan menjaga pola makan yang baik.

“Fokusnya harus ke kegiatan promotif preventif karena kalau sudah masuk ke rumah sakit, selain mahal buat pasiennya kualitas hidupnya juga menurun. Kegiatan promotif preventifnya paling penting menjaga pola makan dan juga menjaga tetap melakukan aktivitas fisik,” jelas Budi.

Dalam mengatasi masalah penyakit jantung tidak bisa secara eksklusif dilakukan oleh Kementeria Kesehatan, tapi dibutuhkan dukungan dari lintas kementerian, lembaga, dan sektor lain yang berkaitan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi siap mendukung dalam mengatasi masalah jantung di Indonesia. Ia akan membantu jika diperlukan kerja sama lintas sektor luar negeri.

“Jika ada kerja sama dengan luar negeri maka kami siap untuk membantu supaya pasien-pasien jantung Indonesia tidak perlu berobat ke luar negeri, tapi berobatlah di sini karena dokternya canggih alat-alatnya canggih, servisnya bagus,” ucap Menlu Retno.

Sumber : Humas Kementerian Kesehatan| Editor : Saud Rosadi

Tag: