Cerita Bripka Indra yang Menembak Tersangka Penganiaya Warga Inhutani Nunukan

Dermaga dan pemukiman Inhutani tempat kejadian penganiayaan warga setelah terbakar.  (foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Bagi warga yang tinggal di lingkungan Pasar Inhutani Nunukan, Minggu malam (10/1/2021) menjadi malam yang sulit dilupakan, selain menghadapi Andi Sudarmin (40) yang mengamuk dan menebas sebanyak 7 orang dengan parang, juga menghadapi kobaran api yang membakar permukimannya.

Untuk melumpuhkan Sudarmin, anggota Polri, Bribka Indra terpaksa melepaskan tembakan terukur. Berdasarkan data penugasan Polres Nunukan, Bripka Indra sehari-hari bertugas di Pos Jaga Terpadu Dermaga Tradisonal Inhutani Nunukan. Sosok Bripka Indra dan kiprahnya telah dikenal luas masyarakat setempat.

Sejak berhasil penumpuhkan Sudarmin,  Bripka Indra banyak mendapat pujian. Langkah tersebut dipandang  warga tepat untuk menghentikan jumlah korban lebih banyak lagi.

“Sudarmin harus dilumpuhkan. Sabetan parang pelaku melukai seorang ibu hamil, anak kecil dan orang dewasa lainnya, perbuatannya sangat meresahkan warga,” kata Bripka Indra saat dijumpai Niaga.Asia, Selasa (12/01/2021).

Menurut Bripka Indra, saat terjadi keributan,  ia mengaku sedang berada di Pos Jaga mengerjakan surat jalan, tiba-tiba terdengar teriakan suara anak kapal dibelakang pos, tidak berapa lama terlihat ibu hamil luka – luka akibat sabetan parang  Sudarmin.

Melihat kejadian itu, Bripka Indra mengaku berlari ke arah tersangka dan  berusaha menghentikan parang yang mengarah ke anak kecil. Namun peringatan tidak dihiraukan, tersangka tetap menebaskan parangnya hingga melukai korban.

“Posisi anak kecil itu sekitar 5 meter di depan, saya teriak jangan timpas anak itu, tapi tetap ditimpasnya, malah tersangka teriak biar Polisi saya timpas juga”  ungkap Bripka Indra.

Setelah melukai anak kecil, ia mengaku mendengar teriakan warga meminta dirinya lari menjauh dan dari arah depan tersangka berlari maju kearahnya disekitar kios milik warga.

Bripka Indra  mengaku sempat berhenti karena kakinya terpeleset. Dalam keadaan terpojok berusaha melombat dan kembali berlari. Sedangkan Sudarmin mengejarnya sambil mengusungkan parangnya.

“Saya paling lama dikejarnya sampai kaki nyangkut di papan kayu, kami lari berputar-putar kios dan berhenti dipertengahan pos ronda Inhutani,” ucap Bripka Indra.

Melihat tersangka berhenti, Bripka Indra bergeras naik motor ke Polsek Nunukan mengambil senjata penjagaan dan memberitahu anggota KSPK untuk turun kelokasi mengamankan kejadian.

Setiba dilokasi kejadian, Bripka Indra terkejut melihat kobaran api, warga mulai sibuk mengamankan barang. Jalan masuk menuju Pos Polisi di dermaga Inhutani ikut terbakar, sedangkan tersangka tidak terlihat lagi.

“Warga sibuk menyelamatkan barang, mereka tidak tahu dimana tersangka, lalu saya telp anak kapal, ternyata tersangka masuk kapal yang sandar di dermaga,” bebernya.

Kemudian diketahui Sudarmin tidak berhenti mengejar warga dengan parang, termasuk  anak kapal yang ada di sekitar lokasi kebakaran. Anak kapal  juga ketakutan bersembunyi karena dikejar – kejar Sudarmin.

“Melihat situasi semakin membahayakan, saya melepaskan tembakan peringatan disusul tembakan mengarah ke tersangka,” kata Bripka Indra.

Dalam keadaan tertembak, tersangka jatuh ke laut  dan bersembunyi disela-sela kapal, kemudian berenang ke arah tengah laut. Anggota Buser Polisi memanggil semua pemilik perahu untuk mengepung tersangka.

“Kita ambil semua perahu, lalu kami naikkan tersangka dari laut dengan di jala atau dipukat,” tambahnya.

Paska diamanan Polisi, Sudarmin  berteriak; “Saya orang gila, bahkan melihat kobaran api besar kembali teriak – teriak hore-hore merdeka,” ujar Bripka Indra.

Selanjutnya tersangka dibawa ke RSUD Nunukan untuk perawatan luka tembak. (002)

Tag: