Cerita Penjual CD/DVD di Tarakan, Dalam Sebulan pun Tidak Ada yang Beli

Salah satu penjual CD/DVD di kawasan THM di Tarakan (foto : Niaga Asia)

Dulu kita selalu menunggu kaset CD/DVD baik keluaran lagu terbaru maupun film, yang kita inginkan yang kala itu bisa didapatkan di pusat perbelanjaan maupun toko dan rental CD/DVD. Namun perubahan jaman semuanya kini mulai sirna karena begitu mudahnya masyarakat mengakses tayangan film maupun lagu terbaru melalui internet.

SETELAH era kaset tip di tahun 2000-an mulai menghilang, secara perlahan munculah era CD/DVD yang mana kepingan CD/DVD lebih praktis dibanding kaset tip yang kadang kusut pitanya. Harga CD/DVD memang jauh lebih mahal dibanding kaset, tapi kualitasnya masih yang terbaik dibanding kaset tip.

Dulu, masih banyak kita temui pedagang kaset tip dan CD/DVD di pusat perberbelanjaan atau bahkan toko CD/DVD berdiri sendiri. Tak terkecuali di provinsi Kalimantan Utara, khususnya di kota Tarakan.

Lantas seiring bergulirnya waktu, zaman pun terus berubah. Sehingga semuanya silih berganti. Pemicunya adalah karena kemajuan teknologi yang berkembang pesat, yang kemudian menggusur zaman musik menjadi digital. Nah, karena mudahnya masyarakat di jaman digital sekarang ini untuk mengakses internet, maka mengakibatkan penjualan CD/DVD mulai sirna. Yang menjajakan kepingan kaset itu pun sudah berkurang.

Seperti di wilayah Kelurahan Karang Balik persisnya di daerah kompleks THM, jika beberapa tahun lalu kita masih menjumpai lebih dari satu pedagang CD/DVD, kini hanya tinggal kenangan. Tentu bukan rahasia umum lagi jika ketiadaan mereka karena pengaruh peralihan ke zaman digital yang lebih praktis dan bisa didapatkan secara gratis melalui berbagai aplikasi di dunia maya yakni internet. Akhirnya mereka beralih menjual berbagai jenis dagangan lainnya seperti barang-barang elektronik, agar bisa bertahan hidup.

Namun dari sekian pedagang yang telah gulung tikar itu, ternyata masih ada seorang pedagang di Jl. Niaga I yang tetap bertahan dengan menjual kaset CD/DVD. Dia adalah Nanang (34). Pria asal Kalimantan Selatan ini mengaku sudah sembilan tahun menjadi pedagang kaset CD/DVD di Bumi Paguntaka, sebutan lain Kota Tarakan.

Profesinya tersebut dimulai dari berjualan kaset tip di tahun 1999 di daerah Beringin, keurahan Selumit Pantai. Akan tetapi dalam tiga setengah tahun terakhir dia mengaku daya tarik pembeli sudah berkurang dari yang dulu. “Kurang ramai sekarang yang beli, mungkin karena jamannya gadget atau internet, jadi orang-orang tinggal download aja di internet,” kata dia saat berbincang bersama Niaga.Asia, Selasa (28/5)

Jika kala itu Nanang bisa meraup omzet hingga Rp 300 ribu per hari, kini hanya mendapat kurang dari Rp 100 ribu per hari. “Dulu yang jualan CD/DVD itu banyak, tapi hasilnya Alhamdulillah lebih dari cukup. Sekarang penjualnya sepi, pembelinya malah sepi juga,” akunya.

Kenapa tidak beralih ke usaha lain? “Saya punya keluarga yang harus dibiayai. Kalau saya beralih ke usaha lain, maka saya harus punya modal yang cukup besar, artinya kembali dari nol. Ini agak susah buat saya, jadi syukuri saja apa yang ada yang penting keluarga masih bisa makan,” ungkap Nanang.

Di tengah sulitnya kondisi itu, ayah satu anak ini mengatakan suatu saat ini akan pulang kampung agar dapat berkumpul bersama keluarganya di Banjarmasin, dengan menjalankan usaha kecil-kecilan yang belum dia pikirkan saat ini. “Saat ini saya hanya berusaha menabung agar bisa pulang kampung dan membuka usaha kecil-kecilan di sana (Banjarmasin),” tutur Nanang.

Hal senada juga dikatakan Roni, salah satu pedagang elektronik yang sebelumnya menjajakan kaset CD/DVD di Komplek THM. “Dulu kami sempat jual kaset CD/DVD, tapi karena sudah tidak ada yang beli, sehingga kami beralih ke usaha yaitu menjual barang-barang elektronik saja,” ungkap dia.

“Kami masih jual CD dan DVD tapi sudah sepi pembeli. Bahkan dalam sebulan tidak ada yang beli. Kalau dulu bisa terjual empat sampai lima biji,” terangnya lagi. (003)