Danlanal Nunukan Prihatin TMP Jaya Sakti Tidak Terawat

Danlanal Nunukan Letkol Laut (P) Arief Kurniawan Hertanto bersama prajurit Lanal bersihkan TMP Jaya Sakti Nunukan. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Nunukan, melaksanakan Bhakti Sosial (Baksos) pembersihan lokasi Taman Makam Pahlawan (TMP) Jaya Sakti di Jalan Pahlawan, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.

Komandan Lanal (Danlanal) Nunukan Letkol Laut (P) Arief Kurniawan Hertanto mengatakan, Baksos pembersihan TMP adalah bagian dari rangkaian perayaan ulang tahun Lanal Nunukan ke 21 tahun 2022.

“Ada berbagai kegiatan digelar memperingati HUT Lanal Nunukan, seperti lomba malam prajurit, lomba menembak melibatkan instansi terkait dan masyarakat,” kata Arif pada Niaga.Asia, Selasa (17/05/2022).

Lanal Nunukan prihatin melihat kondisi TMP  yang kurang terawat. Sebagai bagian dari elemen masyarakat, Arief mengaku tergerak hati untuk membenahi tempat bersejarah tersebut agar terlihat layak.

Beberapa ide  perbaikan besar muncul seketika melihat TMP. Namun, karena keterbatasan waktu, Lanal Nunukan saat ini hanya sebatas membersihkan dan pemolesan kecil.

“Nanti kalau ada waktu kita renovasi, misalnya membangun joglo untuk duduk-duduk berkumpul di sekitar lapangan yang kosongdi  TMP,” tuturnya.

TMP Jaya Sakti Nunukan memiliki hubungan erat dengan Lanal Nunukan. Beberapa pahlawan yang dimakamkan disini dari pasukan KKO (sekarang bernama Marinir) TNI AL yang ikut perang konfrontasi Dwikora Indonesia – Malaysia.

Rehab  pada TMP diperlukan agar tempat bersejarah terlihat menarik dan masyarakat tergerak hatinya untuk berkunjung, dan akan lebih menarik lagi jika dilengkapi biorama untuk me-review sejarah bahwa pernah ada perang di Nunukan.

“Jika TMP layak dan menarik,  saya yakin masyarakat tertarik mengunjungi, perlu dipasang biorama foto-foto sejarah konfrontasi seperti yang terpasang di tugu Dwikora,” ucapnya.

Generasi muda di era milenial selalu ingin hal yang menarik, mereka malas membaca buku ataupun membaca literasi muluk-muluk, karena itu perlu dibuat visualisasi  yang menarik dan dilengkapi tempat yang menarik pula.

Menciptakan tempat kunjungan wisata visual sejarah diharapkan mampu menumbuhkan rasa kecintaan anak bangsa terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, dan menumbuhkan nasionalisme di perbatasan.

“Jangan sampai masyarakat kita tidak tahu dulunya ada perang disini, ada sejarah perjuangan bangsa Indonesia di perbatasan Nunukan,” sebut Danlanal.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: