Dari Luar Negeri, Warga Kaltim Terinfeksi COVID-19 Bakal Ketahuan

Ruang perawatan Tulip di RSUD AW Sjahranie Samarinda, Februari 2020. Ruang itu sebagai ruang perawatan penyakit menular. (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur mulai Jumat lebih mengklasifikasikan data kasus infeksi COVID-19 dalam laporan harian, dari mereka dengah riwayat dari luar negeri. Angka itu tergambar dari laporan 10 kabupaten dan kota.

Riwayat luar negeri itu masuk dalam data kasus positif dan maupun pasien sembuh dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

“Iya benar. Menyesuaikan dengan pendataan Kemenkes, lebih sensitif dengan data yang diterima (dilaporkan),” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Masitah, Senin.

Masitah menerangkan, pengklasifikasian kasus positif dan sembuh pasien beriwayat sebagai PPLN itu untuk memudahkan tracing kasus.

“Sekarang ini kan kalau kita melihat Jakarta dengan kasus sedemikian tinggi, kita pun tetap harus meningkatkan kewaspadaan ya. Terkait itu, kita mengantisipasi dari arahan Kemenkes. Kalau Jakarta (kasusnya) tinggi, kita juga di daerah harus siap-siap. PPKM kan tetap ada tidak berubah,” ujar Masitah.

Dia menerangkan, diharapkan Satgas COVID-19 sebagai garda terdepan saat ini terus mengingatkan masyarakat. “Dua hal sebenarnya. Protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi,” terang Masitah.

Dua Orang di Samarinda Positif COVID-19 Usai dari Luar Negeri

“Terkait vaksinasi, ya kita berusaha maksimal ya. Mengejar terus, melakukan upaya vaksinasi ini. Baik itu dosis I dan II, booster, maupun yang anak-anak,” tambah Masitah.

Kendati demikian menurut Masitah, kasus infeksi COVID-19 di Kalimantan Timur sejak awal Januari masih terkendali.

“InsyaAllah terkendali ya. Artinya begini, kesehatan itu tidak bisa membatasi aktivitas masyarakat. Ini kan keterlibatan semua pihak. Kita terus memotivitasi masyarakat, paling tidak untuk penerapan protokol kesehatan kan?” terang Masitah.

“Walupun sekarang semua akses dibuka, tetap diterapkan ya 5M itu. Untuk itu kita berupaya info grafis itu sebagai data pengendali kita, untuk warning (peringatan) kita juga. Utamanya itu tadi klo ada yang positif kita tingkatkan 3T (Testing, Tracing dan Treatment) itu,” tambah Masitah.

Masih disampaikan Masitah, sejak awal Januari, belum ditemukan adanya varian Omicron.

“Sejauh ini belum ada laporan. Mudah-mudahan tidak ada sampai di Kalimantan Timur. Kalau sampel, terus kita kirimkan ke Balitbangkes (di Jakarta),” demikian Masitah.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: