Defisit Transaksi Berjalan Triwulan I-2021 Diprakirakan Rendah

aa
Sapu lidi komoditi unggulan ekspor Sumatera Utara. (Foto HO/Net)

JAKARTANIAGA.ASIA- Defisit transaksi berjalan triwulan I 2021 diperkirakan akan rendah, didukung oleh surplus  neraca perdagangan sebesar 5,52 miliar dolar AS, melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 8,27 miliar dolar AS.

“Dari itu Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan tetap baik, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal,” ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo usai memimpin Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 April 2021, Selasa (20/04/2021).

Menurut Perry, kinerja positif tersebut terutama ditopang oleh permintaan dari Tiongkok, AS, dan Jepang, serta kenaikan harga komoditas dunia.

“Peningkatan nilai ekspor tercatat pada sejumlah komoditas primer, seperti CPO dan bijih logam, serta sejumlah komoditas manufaktur, antara lain besi dan baja,  kimia organik, dan kendaraan bermotor,” ujar Gubernur BI.

Sementara itu, neraca modal diperkirakan akan mengalami surplus didukung oleh aliran modal masuk dalam bentuk penanaman modal asing dan investasi portofolio. Investasi portofolio pada triwulan I 2021 diperkirakan mencatat net inflow sebesar 5,43 miliar dolar AS.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2021 tercatat sebesar 137,1 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 10,1 bulan impor atau 9,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Menurut Perry, ke depan, defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap rendah yaitu sekitar 1,0%-2,0% dari PDB pada tahun 2021, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal ekonomi Indonesia.

“Berbagai langkah untuk memperkuat ketahanan eksternal terus dilakukan melalui peningkatan aliran masuk modal asing baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio dengan implementasi Undang Undang Cipta Kerja dan menjaga daya tarik aset keuangan domestik,” pungkasnya.
Sumber : Departemen Komunikasi Bank Indonesia | Editor : Intoniswan

Tag: