Di Kaltim, Ada Pasien Covid-19 Status Dirawat Padahal Sudah Meninggal

Ilustrasi pemakaman sesuai protokol Covid-19. (Foto : HO/Antara Foto)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kasus positif Covid-19 di Kalimantan Timur per Minggu (16/8) kemarin, tercatat 2.369 kasus. Di hari yang sama, dilaporkan ada 23 kasus meninggal. Belakangan diketahui, ada pasien statusnya masih dirawat, tapi sebenarnya sudah meninggal dunia.

Angka kematian 23 kasus itu, sempat jadi pertanyaan usai telekonferensi Juru Bicara Satgas Covid-19 Kalimantan Timur Andi Muhammad Ishak. Mengingat, angkanya kematian itu demikian tinggi dilaporkan sejak pandemi Covid-19 di Kaltim, medio Maret 2020 lalu.

Saat telekonferensi yang juga diikuti Niaga Asia, tercatat 5 angka kematian yang terdiri dari 4 kasus di kota Balikpapan, dan 1 kasus di Kutai Barat. Satgas pun merespons angka kematian pada info grafis sebanyak 23 kasus, yang tentu berbeda dengan apa materi yang disampaikan saat telekonferensi.

“Kasus kematian Balikpapan hari ini ada 4 kasus, sedangkan 18 lainnya merupakan kasus kematian yang belum dilaporkan hingga hingga tanggal 15 Agustus, hasil cleaning data dengan Dinkes Balikpapan,” kata Andi, kemarin.

Angka kematian itu sendiri, belum lagi dipilah atau dikategorikan apakah termasuk kasus probable, atau suspek Covid-19. Atau, bahkan kasus meninggal benar-benar pasien yang memang terkonfirmasi positif di kabupaten dan kota.

Info grafis kasus Covid-19 Kalimantan Timur per hari Minggu (16/8). (Sumber : Dinkes Kaltim)

Namun demikian, saat ditanya, terungkap bahwa ada pasien yang statusnya masih dalam perawatan dan penanganan Covid-19, sebenarnya pasien bersangkutan sudah meninggal.

“Kami belum bisa pastikan apakah ada yang probable. Yang pasti ini hasil cleaning petugas kami, dengan Dinkes Balikpapan. Karena, di data kami status ada yang masih dirawat dengan waktu yang cukup lama, ternyata sudah meninggal,” ungkap Andi.

Di sisi lain, catatan dan telaahan Niaga Asia dalam tiap kesempatan telekonferensi, tidak jarang dilaporkan kasus sembuh maupun meninggal, tidak diketahui persis tanggal masuk perawatan sebagai pasien kasus Covid-19.

Melainkan, hanya menyebut perawatan antara tanggal sekian dan sekian, di bulan tertentu. Sehingga disinyalir, waktu perawatan pasien itu tidak tercatat dengan rapi di kabupaten dan kota. Andi pun merespons saat dikonfirmasi soal itu.

“Begitulah yang kami terima dari kabupaten dan kota, sampai menjelang konpers (konferensi pers), klarifikasi masih dilakukan meski sering tidak tuntas juga,” demikian Andi. (006)

Tag: