Dibalik Gemerlap Industri Bontang, Sujiati Penderita Tumor Tak Tersentuh Pemerintah

aa
Setelah lima tahun terbaring sakit, akhirnya Bakhtiar Wakkang memutuskan membawa Sujiati, penderita tumur ke Rumah Sakit Bakhti Husada untuk dirawat. (Foto Ist)

BONTANG.NIAGA.ASIA-Dibalik gemerlap industri di Kota Bontang, Sujiati penderita tumor sejak 5 tahun lalu tak tersentuh bantuan masyarakat berkemampuan, maupun Pemerintah Kota Bontang.

Sujiati yang tinggal di  RT 24 Kelurahan Satimpo, Bontang Selatan ini harus menyimpan rasa sakit bertahun-tahun. Kondisi Sujiati yang sakit tidak terdeteksi aparat pemerintahan maupun Puskesmas.

Sang suami, Wawan yang sehari-harinya hanya bekerja sebagai kuli bangunan ini harus menerima pil pahit lantaran sang istri divonis menderita penyakit tumor dan kelenjar getah bening. Penyakitnya itu memaksa Sujiati hanya berdiam diri dirumah dikarenakan penyakit yang diidapnya.

Kejadian ini pun menyedot perhatian salah satu anggota DPRD Bontang, Bakhtiar Wakkang. Politikus asal partai Nasdem tersebut langsung mendatangi kediaman Ibu Sujiati dengan melihat kondisi ibu tersebut secara langsung.”Saya sangat miris melihat kondisi ibu Sujiati, tinggal di gubuk dengan ukuran 4 x 8 meter dan menumpang di lahan orang lain, suaminya Pak Wawan harus pasrah dengan derita istri yang divonis menderita kanker kelenjar getah benin,” katanya saat di temui di ruangannya usai sidang paripurna di kantor DPRD Bontang. Selasa (12/3/2019) siang. Bakhtiar juga sempat menulis di akun medsosnya. Dalam tulisan tersebut Ia menceritakan nasib yang dialami Ibu Sujiati yang mengidap tumor dan kelenjar getah bening sejak 5 tahun silam.

Saat ditemui di ruangannya, politikus yang akrab disapa BW ini menceritakan kala Ia bertemu dengan ibu Sujiati dan sang suami. Dikatakan BW, Sujiati tidak pernah melakukan pemeriksaan secara mendalam lantaran terkendala biaya. Ia hanya memeriksakan penyakitnya sebatas di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), akan tetapi bukannya mendapatkan rujukan untuk mendapatkan perawatan yang benar terkait penyakitnya, dirinya hanya mendapatkan obat yang hanya dirasa tidak berpengaruh pada penyakitnya.

“Jujur, saya sangat kecewa kepada pemerintah terutama pihak kelurahan, ada warga seperti ini tidak diketahui. Tugasnya sekarang pemerintah menangani hal demikian, bukan mempersulit hanya karena kesalahan status di KTP,” ungkapnya.

Kini Ibu Sujiati telah dibawa ke Rumah Sakit Taman Husada Bontang, dibantu dengan beberapa masyarakat, BW membawa tubuh lemah tersebut untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik meski sempat berdebat lantaran pihak keluarga tidak memiliki dana. “Saya bilang tidak usah memikirkan biaya, biaya bisa menyusul yang penting dibawa dulu agar mendapat pengobatan,” ujarnya.

Sementara Walikota Bontang Neni Moerniaeni sangat mengapresiasi apa yang dilakukan BW. Dikatakan Neni, seharusnya hal demikian merupakan tugas lurah yang mampu mendeteksi hal-hal demikian. “Usai mendapat informasi tersebut saya langsung memerintahkan LK3 untuk segera melakukan respon cepat, sesungguhnya memang ada kesulitan dikarenakan adanya perbedaan data antara KTP dan buku nikah, akan tetapi terlepas dari hal tersebut saya sangat berterimakasih atas bantuan pak bakhtiar Wakkang mungkin tanpa bantuan pak bakhtiar hal ini tidak terdeteksi,” ucap Neni. (005)