Disdikbud Nunukan Putuskan Pembelajaran Tatap Muka Dimulai Januari 2021

Kegiatan di SDN 04 Kecamatan Nunukan sebelum masa pendemi Covid-19 (foto Budi Anshori/niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA- Pelaksanaan pendidikan tatap muka untuk SD dan SMP Negeri di Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik dimulai  Januari  2021.

Penetapan jadwal  tersebut mengacu pada tingkat penyebaran Covid-19, dimana pada bulan ini   masih cukup tinggi.

“Untuk Nunukan dan Sebatik belum ada pergerakan sekolah, kecuali sebagian sekolah wilayah di pedalaman dan perbatasan,” kata Kepala Seksi Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Nunukan Widodo YS, Jum’at (13/11).

Meski  Kabupaten Nunukan telah memasuki zona hijau dengan jumlah pasien nol, namun aspek prevalensi penyebaran epidemiologi masih cukup tinggi, sehingga perlu mewaspadai kemungkinan penularan baru.

Lagi pula, pelaksanaan pendidikan untuk semua tingkat sekolah dimasa pandemi masih menggunakan pedoman kurikulum darurat yang berlaku sampai tahun ajaran baru tahun depan.

“Sekolah masih memiliki kelonggaran waktu 6 bulan, mudah-mudahan diawal tahun semua sekolah bisa membuka kelas, sambil menunggu vaksin” sebutnya.

Widodo menambahkan, jikapun nantinya kepepet waktu , karena situasi pendemi belum sepenuhnya normal, semua sekolah diperbolehkan membuka kelas tatap muka di tahun ajaran baru  2021 dengan menggunakan kurikulum normal.

Sambil menunggu waktu pelaksanaan kurikulum normal, sekolah-sekolah di Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik, diminta melengkapai semua persyarataan kegiatan pendidikan di masa pendemi berbasis protokol kesehatan.

“Sebenarnya beberapa sarana sekolah di Nunukan dan Sebatik sudah siap melaksanakan pendidikan, hanya saja kami masih menguatirkan penularan dadakan,” bebernya.

Terhadap sekolah di pedalaman dan perbatasan  Kabupaten Nunukan yang telah melaksanakan pendidikan tatap muka, Disdikbud Nunukan tetap meminta pihak sekolah memperhatikan protokol kesehatan, dan jika muncul penularan baru di wilayah tersebut, sebaiknya  sekolah kembali ditutup.

Saat ini,  kata Widodo, terdapat 2 sekolah di Kecamatan Krayan yang sejak September 2020 telah membuka sekolah, begitu pula sekolah di Sebuku, Lumbis dan Sembakung yang total semuanya 11 sekolah.

“Di kecamatan yang sekolahnya mulai dibuka itu,  sangat baik dalam hal pencegahan Covid-19 dan disana ada beberapa sekolah tidak terjangkau internet, sehingga perlu pendidikan tatap muka terbatas,” kata Widodo.

Untuk sekolah SDN dan SMPN di Pulau Nunukan dan Sebatik, Disdikbud Nunukan menghimbau para guru lebih aktif lagi dalam memberikan pendidikan daring. Tanggungjawab sebagai guru tetap harus dijalankan setiap hari.

Kepada pelajar yang kesulitan menerima pendidikan disebabkan keterbatasan sarana internet ataupun handphone, pihak sekolah bisa mendatangi tempat-tempat murid tersebut, jangan biarkan anak-anak tidak bersekolah hanya karena minim sarana.

“Upayakan semua anak-anak kita tetap bisa mengikuti pembelajaran. Tahun depan kita mulai pendidikan baru di ajaran baru,” tuturnya. (002)

Tag: