Dokter yang Ditembak di Sukoharjo Aktivis Hilal Ahmar Society Indonesia

Densus 88 Antiteror Polri.

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Tersangka teroris dr. Sunardi yang ditembak oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri merupakan seorang dokter yang aktif di lembaga Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) di wilayah Sukoharjo, Jawa Tengah.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Azhar Siregar, hari Jum’at (11/3/2022)

Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mencoba meringkus Sunardi di Kabupaten Sukoharjo, Rabu (9/3) malam. Upaya penangkapan itu dilakukan di Jalan Bekonang, Kabupaten Sukoharjo pukul 21.15 WIB.

Namun, Sunardi bersikeras melawan petugas dan berusaha kabur dengan menggunakan satu unit mobil bak. Petugas pun dengan sigap langsung mencoba menghentikan laju mobil bak yang dikendarai oleh tersangka dengan menaiki mobil tersebut dari belakang dan memberikan peringatan.

Sunardi malah mengemudikan mobil secara zig-zag agar petugas jatuh dari kendaraan tersebut. Mobil yang disopiri Sunardi juga menabrak mobil warga sipil yang melintas.

Karena membahayakan jiwa petugas dan masyarakat, petugas akhirnya melakukan tindakan tegas terukur dengan melumpuhkan tersangka dan mengenai di daerah punggung atas dan bagian pinggul kanan bawah.

“Yang bersangkutan meninggal dunia saat dievakuasi. Selain itu dua anggota yang terluka saat melakukan penangkapan terhadap tersangka SU saat ini sedang mendapatkan perawatan di RS Dinik Bhayangkara,” tutup Ramadhan.

Mobil yang dikendarai anggota Densus 88 yang ditabrak dr.Sunardi. (Foto Istimewa)

Berdasarkan data dari Polri yang dikeluarkan tahun 2015 berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, HASI masuk dalam daftar terduga teroris dan organisasi teroris di Indonesia.

Data tersebut turut dipublikasi dalam situs Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Belum ada keterangan dari pihak HASI terkait informasi dugaan teroris ini.

HASI berada pada nomor empat bagian entitas dalam daftar itu. Dalam data itu tertulis jelas bahwa HASI diduga menggunakan kedok sebagai yayasan kemanusiaan padahal dikelola oleh Jamaah Islamiyah (JI).

Organisasi HASI ini tersebar di beberapa wilayah seperti Jakarta, Lampung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya hingga Makassar. Mereka diduga turut mendanai perjalanan foreign terrorist fighter (FTF) alias kombatan ke Suriah.

Seperti dilansir di laman PBB, sejak 2011, HASI telah beroperasi sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Indonesia. HASI, sebagaimana kelompok teroris JI, adalah jaringan organisasi untuk kegiatan pengumpulan amal untuk digunakan sebagai dana demi mendukung tindak terorisme mereka.

“Kegiatan HASI menunjukkan bagaimana kelompok teroris, seperti JI, menyalahgunakan pemberian amal untuk mengumpulkan dan menggunakan dana demi mendukung tindakan kekerasan dan menyediakan perlindungan untuk kebutuhan logistik untuk organisasi teroris mereka,” jelasnya.

HASI juga tercatat sebagai kelompok yang terafiliasi dengan Al-Qaeda sejak 13 Maret 2015. Pada 2013, HASI terlibat dalam sejumlah kegiatan yang mendukung perekrutan dan aksi terorisme JI ke Suriah.

Pengerahan HASI ke Suriah ini dilakukan secara rutin bersama dengan anggota JI untuk melakukan pelatihan militer dan bergabung dengan kelompok lainnya di Suriah.

Beberapa tokoh JI yang pernah disokong HASI ke Suriah yakni pemimpin senior JI Bambang Sukirno dan operator JI Angga Dimas Pershada. Salah satu pengerahan HASI ke Suriah juga tercatat dilakukan pada Mei 2014 silam.

Sebagai kelompok yang juga terafiliasi dengan Front Al-Nusrah Umat Syam, HASI banyak berpartisipasi dalam penggalangan dana bersama JI. Pada 2013, kelompok itu berhasil mengumpulkan puluhan ribu dolar untuk menjalankan aksinya.

Sumber : Tribratanews.Polri | Editor : Intoniswan

Tag: