Dua Hotel di Berau Tutup karena Corona

Hotel Bumi Segah di Jalan Pulau Sambit Tanjung Redeb, salah satu hotel yang harus tutup karena terdampak Covid-19. (Foto Istimewa)

TANJUNG REDEB NIAGA ASIADampak pandemi Covid-19 semakin meluas hingga ke pengusaha perhotelan dan restoran di Berau. Bahkan, sudah 2 hotel yang tutup lantaran tak ada tamu yang menginap sejak kebijakan karantina wilayah diberlakukan. Tak hanya itu, keputusan pemangkasan pegawai pun diambil lantaran tak adanya pemasukan.

Dari data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Berau, hingga Minggu (12/4/2020), tercatat sudah ada 2 hotel yang tutup yakni Hotel Bumi Segah di Jalan Pulau Sambit, dan Hotel Palmy di Jalan Pangeran Antasari. Sedangkan untuk hotel lainnya masih bertahan tetapi dengan formasi setengah jumlah pegawai dan jam operasional yang dipangkas.

“Merosot drastis kurangnya pemasukan sampai 90 persen. Makanya sudah ada yang tutup karena tak bisa lagi membayar pegawai. Bahkan, untuk operasional hotel saja bisa dibilang terseok-seok, dengan kondisi kosongnya hotel. Sedangkan untuk listrik, air dan lainnya harus tetap dibayarkan,” ujar Bidang Pelatihan PHRI Berau, Heru Danus ditemui pada Minggu (12/4/2020).

Untuk itu, PHRI sendiri sudah melakukan pertemuan dengan Pemkab dan PLN, membicarakan kebijakan peniadaan pajak hotel dan restoran, serta pengurangan beban atau kompensasi pembayaran tagihan listrik periode April-Mei 2020 sebanyak 50 persen.

“Pembayaran pajak memang ditangguhkan, dan belum tahu juga sampai kapan. Sedangkan untuk listrik belum ada keputusan apakah akan mendapat kebijakan atau tidak. Karena memang untuk listrik ini kebutuhan primer operasional hotel,” lanjutnya.

Hal ini dibenarkan Bidang Sertifikasi PHRI Berau yang juga General Manager Grand Parama Hotel, Dede Anugerah. Dikatakannya, dirinya terpaksa harus merumahkan 24 pegawainya dari total keseluruhan 47 pegawai karena pandemi Covid-19 ini. Sedangkan untuk yang masih bertugas diberlakukan piket bergilir dengan 2 shift jam kerja, pagi sampai siang dan siang-sore, kecuali security yang harus berjaga sampai malam hari.

“Mau bagaimana lagi ya, terpaksa dirumahkan apalagi tamu yang menginap maksimal cuma 3 orang dalam sehari. Itupun karena si tamu yang terjebak di Berau setelah mengikuti acara dan belum bisa kembali ke daerah asalnya,” ucapnya.

Permasalahan ini juga mencuat saat video conference Musyawarah RKPD beberapa waktu lalu. Karena, secara otomatis kondisi hotel dan restoran Berau saat ini juga berkolerasi dengan situasi pariwisata tanpa wisatawan, sampai harus dilakukan penutupan objek wisata.

“Sektor wisata memang menjadi salah satu penyumbang untuk pendapatan asli daerah (PAD) selain sektor tambang. Jadi, untuk hal ini kita harus serius, setelah situasi membaik harus dipikirkan bagaimana recovery wisata agar wisatawan datang lagi ke Berau dan hotel serta restoran di Berau juga bisa kembali beroperasional secara normal,” kata Bupati Berau Muharram dalam vidcon beberapa waktu lalu.

Beberapa hotel yang juga merumahkan sebagian karyawannya berdasarkan data PHRI adalah, hotel Palmy Exclusive dengan 30 pegawai dari total 51 pegawai, hotel Derawan Indah sebanyak 15 pegawai dari total 25 pegawai, hotel Nirwana dengan 3 pegawai dari total pegawai 7 orang. Sedangkan untuk restoran di Berau juga sudah ada beberapa yang tutup yakni Kedai Singkuang, Icafe Resto, IP Cafe, Sky Resto dan Point Cafe. (mel/adv)

Tag: