Dua WN Malaysia Masuk Nunukan Tanpa Paspor

Kamal Bin Kamaruddin (27) dan Mohammad Nabil Syah Bin Pudin (27) diamankan karena masuk ke Nunukan secara ilegal. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Tunon Taka Nunukan  mengamankan dua warga negara Malaysia yang tinggal di Sandakan, Sabah, Kamal Bin Kamaruddin (27) dan Mohammad Nabil Syah Bin Pudin (27) saat berada di dermaga tradisional pelabuhan tradisional Aji Putri, Kecamatan Nunukan, kemudian menyerahkan ke Kantor Imigrasi Nunukan, karena kedua WN Malaysia itu tak memiliki paspor, Rabu (07/12/2022).

“Keduanya masuk wilayah Indonesia tidak melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI), tidak membawa paspor dan visa,” kata Kepala Kantor Imigrasi Nunukan, WSD Napitupulu pada Niaga.Asia, Kamis (08/12/2022).

Kamal dengan identitas IC Malaysia 951215-12-6107 dan Mohammad Nabil identitas IC 950214-12-6231 diamankan saat tiba di pelabuhan Aji Putri menumpang speedboat dari arah pelabuhan Bambangan, Kecamatan Sebatik Barat.

“Keduanya yang berangkat dari pelabuhan Batu Tawau, Sabah, Malaysia, menuju dermaga tradisional Somel, Desa Sei Pancang Sebatik. Setelah itu berganti speedboat menuju pelabuhan tradisional Aji Putri, Nunukan,” sebutnya.

Menurut Napitupulu, Kamal dan Nabil Syah dari Malaysia tidak hanya berduaan, tapi bersama beberapa anggota keluarganya. Mereka ingin bertemu keluarganya yang berada di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

“Tapi hanya Kamal dan nabil Syah  yang tidak memiliki paspor, jadi mereka masuk lewat jalur ilegal,”bebernya.

Masuk secara ilegal adalah pilihan alternatif tercepat dan paling mudah bagi warga asing. Selain itu, jalur perjalan dari Tawau menuju dermaga Somel Sebatik, sangat dekat hanya berjarak sekitar 10 menit menggunakan speedboat.

Kedekatan wilayah geografis Sebatik dan Tawau sangat memungkinkan bagi warga kedua negara keluar masuk secara ilegal, begitu pula untuk transportasi pengiriman barang-barang di perbatasan Indonesia pulau Sebatik.

“Jarak penyeberangan Tawau – Sebatik sangat dekat bisa lewat darat dan laut, itulah kenapa banyak perjalanan lewat samping,” bebernya.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan

Tag: