Dunia Akui Industri Makanan dan Minuman Indonesia

Pameran SIAL  Interfood  ke-24 berlangsung dari tanggal 8-11 November 2023 di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta. (Foto SIAL InterFOOD)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Produk-produk  Indonesia  masih  diminati  dan  dibutuhkan  konsumen  global, dan salah  satunya adalah  produk  makanan serta minuman  olahan.  Saat  ini  produk  makanan  dan  minuman  olahan menjadi salah satu produk ekspor unggulan Indonesia yang tumbuh 7,57 persen dalam lima tahun terakhir  (2018—2022).

Total  nilai  ekspor  makanan  dan  minuman  olahan  Indonesia  pada  2018 adalah USD 4,00 miliar dan menjadi USD 5,26 miliar pada 2022. Produk yang paling banyak meraih pangsa pasar dunia yaitu hasil laut seperti udang, tuna, kepiting; bahan makanan siap masak; wafel dan wafer; pasta; biskuit; ekstrak kopi; dan bumbu saus.

Hal  tersebut  disampaikan  Dirjen  Pengembangan  Ekspor  Nasional Kemendag  Didi  Sumedi dalam  sambutannya pada  pembukaan  pameran SIAL  Interfood  ke-24 hari ini, Rabu (8/11)di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta.

Potensi produk unggulan tersebut pun perlu didukung oleh pencarian pasar yang potensial. Untuk itu,  Indonesia  saat  ini  giat  mengembangkan pasar  baru  ke  negara-negara  nontradisional. Hal  ini disebabkan  oleh  pertumbuhan  ekonomi  yang  pesat  di negara-negara  nontradisional  yang  juga berdampak pada peningkatan daya beli, sehingga pasar tersebut mempunyai peluang yang sangat menjanjikan sebagai negara tujuan ekspor produk-produk Indonesia.

“Pada praktiknya, pertumbuhan ekonomi  berimbas  pada  daya  beli  konsumen.  Oleh  karena  itu, Kemendag  mendorong  para  eksportir  agar  dapat  memanfaatkan  peluang  ekspor  di  pasar-pasar nontradisional tersebut,” ungkap Didi.

Faktor-faktor  pendorong  perekonomian  nasional  adalah peningkatan mobilitas  dan  daya  beli masyarakat, stabilitas pertumbuhan aktivitas produksi, dan kebijakan pemerintah yang mendukung dunia   usaha.   Faktor-faktor  tersebut  harus   dimanfaatkan   semaksimal  mungkin agar semakin mendorong kinerja ekspor Indonesia.

“Untuk itu, Kemendag  terus  menjalankan  sejumlah  agenda  kerja  sebagai  upaya  mengeksplorasi peluang pasar ekspor. Salah satu hal yang dilakukan antara lain meningkatkan kerja sama bilateral demi  menurunkan  tarif  bea  masuk  bagi  produk-produk Indonesia ke negara tujuan ekspor,” kata Didi.

Menurut Didi, Kementerian Perdagangan menyambut baik peran Jakarta sebagai kota tuan rumah penyelenggaraan pameran makanan dan minuman internasional SIAL Interfood ke-24 tahun ini. Hal ini membuktikan adanya pengakuan terhadap potensi industri makanan dan minuman Indonesia  di  kancah  global.

Pameran SIAL Interfood di Jakarta akan berlangsung pada 8—11 November 2023.

Pada  penyelenggaraan  SIAL  Interfood  ke-24  kali  ini,  Kemendag menampilkan  produk-produk  makanan  dan  minuman  olahan  dari  sepuluh usaha kecil dan menengah (UKM) berorientasi ekspor yang telah melalui proses kurasi. (Foto Kompas.com)

“Pemilihan Indonesia sebagai salah satu negara penyelenggara SIAL Interfood merupakan bentuk pengakuan  bahwa  Tanah  Air  kita  memiliki  potensi  industri  produk  makanan  dan  minuman  yang diperhitungkan di kancah global. Selain Jakarta, SIAL Network juga menggelar pameran serupa di beberapa kota bisnis di dunia,” kata Didi.

Pada  penyelenggaraan  SIAL  Interfood  ke-24  kali  ini,  Kemendag  membangun  paviliun  di  Hall  B2 nomor  G-005 untukmenampilkan  produk-produk  makanan  dan  minuman  olahan  dari  sepuluh usaha kecil dan menengah (UKM) berorientasi ekspor yang telah melalui proses kurasi.

Produk yang dipamerkan  pada  Paviliun  Kemendag  diharap dapat  menarik  minat  para  calon  pembeli  untuk selanjutnya menjalin kontrak bisnis dan mendorong peningkatan ekspor nonmigas Indonesia. Selain  itu,  Kemendag  juga  menghadirkan stand Informasi  Ekspor.

Para  pengunjung  dan  peserta pameran  dapat  memperoleh  informasiterkait  teknis  ekspor,  berbagai  pameran, penggunaan platform  ekspor  Ina Export, serta  berbagai  fasilitasi  pengembangan  ekspor  seperti  pemenuhan sertifikasi, pengembangan produk, dan pengembangan desain.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan 

Tag: