Forensik Polri Bawa Sampel Tulang dari Leher Balita Tanpa Kepala

Proses autopsi di makam Ahmad Yusuf Ghazali (4) di Pemakaman Muslimin Jalan KH Damanhuri, Selasa (18/2) pagi. (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Makam balita Ahmad Yusuf Ghazali (4), yang ditemukan meninggal tanpa kepala, pagi ini dibongkar. Tim forensik dari Mabes Polri membawa sampel tulang penyambung leher balita Yusuf, untuk diperiksa dan mencari tahu sebab kematiannya.

Dari pemantauan Niaga Asia, tim forensik Mabes Polri tiba di Pemakaman Muslimin Jalam KH Damanhuri, Samarinda, sekira pukul 08.00 WITA. Ayah kandung korban, Bambang Sulistyo (38), juga terlihat di lokasi.

Selain Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman, tim Direskrimum Polda Kaltim juga hadir di pemakaman, melihat lebih dekat proses autopsi forensik yang dilakukan dokter Forensik Polri Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti.

“Setelah dilakukan autopsi 2 jam dari forensik Polri, kita tunggu saja hasilnya,” kata Arif, ditemui wartawan usai proses autopsi di pemakaman, Selasa (18/2).

Arif menerangkan, ada sampel tulang yang dibawa oleh tim forensik Polri. “Ada sampel tulang untuk memastikan penyebab kematian, bagian penyambung leher,” ujar Arif.

Arif menarget, hasil forensik Polri ini, akan diketahui secepatnya untuk kepentingan penyelidikan lanjutan kepolisian, mengungkap sebab kematian balita Yusuf. “Hasil (pemeriksaan forensik) saya kurang tahu. Secepatnya, nanti akan kita sampaikan hasilnya,” demikian Arif.

Diketahui, Minggu (8/12) lalu, jasad balita tanpa kepala, ditemukan sekira pukul 05.00 Wita di parit oleh warga Jalan P Antasari II RT 30 Samarinda. Warga itu terkejut melihat ke arah parit besar di bawah rumahnya, yang ternyata jasad balita. Jasad itu pun dibawa ke kamar jenazah RSUD AW Syachranie, dan orangtuanya memastikan, itu jasad Yusuf yang hilang sejak Jumat (22/11) lalu, dari PAUD Jannatul Athfaal.

Polisi menetapkan dua wanita yang juga guru PAUD Jannatul Athfaal, Marlina (26) dan Tri Suprana Yanti (52), sebagai tersangka karena kelalaiannya, mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain. Namun demikian, ada ketidakpuasan orangtua terkait penyelidikan kepolisian, hingga mengadu ke Hotman Paris di Jakarta. (006)