Harga Rumput Laut Nunukan di Tingkat Pengumpul Naik jadi Rp 23 Ribu/Kilogram

Aktivitas pekerja rumput laut di Kampung Mamolo Nunukan. (foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Jelang akhir tahun 2021, harga jual rumput laut di tingkat pengumpul di Kabupaten Nunukan, dalam lima bulan terakhir bagus,  mencapai harga tertinggi Rp 23.000 per kilogram kering. Lonjakan harga ini sejarah baru sejak adanya budidaya rumput laut tahun 2008.

“Harga ditingkat petani Rp 23 ribu, kalau kadar kekeringan bagus bisa sampai Rp 25 ribu, “ kata Ketua Asosiasi petani Rumput Laut Nunukan, Kamaruddin, pada Niaga.Asia, Selasa (28/12).

Kenaikan harga ini sangat disyukuri petani yang telah lama menantikan harga membaik, apalagi lonjakan terjadi sudah berbulan-bulan. Semua petani menikmati keuntungan yang cukup besar.

Disebutkan Kamaruddin, harga tertinggi yang pernah terjadi di Nunukan tahun 2018 sebesar Rp 22,200 ribu per kilogram, namun kenaikan hanya bertahan sesaat dan hanya beberapa nelayan yang sempat menjual dikisaran harga tersebut.

“Tahun 2018 harga terakhir tertinggi, setelah itu harga turun baik di kisaran Rp 11 ribu sampai Rp 14 ribu per kilogram dengan kadar air 37 – 38,” ucapnya.

Tidak hanya di tingkat petani, kenaikan harga juga berlaku di tingkat pengepul atau pembeli, rata-rata pemilik gudang-gudang penampungan menjual rumput laut di harga antara Rp 28 Ribu – Rp29 ribu per kilogram kering.

Harga jual rumput laut di Nunukan tertinggi di Kalimantan Utara, mengalahkan daerah penghasilan rumput laut lainnya seperti kota Tarakan. Selain harga membaik, jumlah panen petani sepanjang tahun cukup tinggi antara 3.000 sampai 4.000 ton per bulan.

“Khusus wilayah kampung rumput laut Mamolo Nunukan, menghasilkan sekitar 500  sampai 700 ton per bulan, ditambah wilayah lainnya,” tutur dia.

Upah pabentang belum naik

Kamaruddin menjelaskan, kenaikan harga jual tahun 2021 cukup panjang dimulai sejak bulan Juli dan terus merangkak naik memasuki penghujung tahun. Kenaikan harga seperti sekarang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Meski harga jual naik, upah jasa buruh pengikat (pabentang) rumput laut masih bertahan sekitar Rp 10 ribu per bentang tali. Tidak adanya perubahan upah dikarenakan petani masih menunggu harga di bulan depan.

“Upah pabantang masih segitu, katanya sih tunggu kepastian harga bulan depan, kalau harga naik, naik juga upah buruh ikat,” bebernya.

Budidaya rumput laut merupakan usaha pertanian yang harga jualnya sulit diprediksi, taksiran harga turun naik mengikuti permintaan pasar dan biasanya tergantung dari hasil panen-panen di luar daerah.

Naiknya harga jual rumput laut Nunukan, tidak terlepas dari kurangnya hasil panen di daerah-daerah lainnya. Sementara, pabrik-pabrik atau usaha pengolahan barang jadi rumput laut memerlukan bahan baku sangat tinggi.

“Kita patut bersyukur panen di luar daerah tidak baik, makanya pengusaha mengejar rumput laut Nunukan yang hasil panennya cukup besar,” ujarnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: