Harga Rumput Laut Nunukan Naik, Pencurian Ikut Meningkat

Petani rumput laut Nunukan mengikat bibit di bentangan tali. (foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Gagal panen budidaya rumput laut di Sulawesi Selatan dan daerah lainnya berpengaruh terhadap permintaan produksi rumput laut di Nunukan, yang terus meningkat sepanjang bulan Oktober hingga November tahun 2021. Tapi hal itu juga mendorong meningkatnya kasus pencurian terhadap rumput laut  milik petani.

“Panen di luar daerah kurang baik, makanya pedagang memburu rumput laut Nunukan yang panen cukup banyak,” kata Ketua Koperasi Serba Usaha Mamolo Sejahtera, Kamaruddin pada Niaga.Asia, Jum’at (03/12).

Tingginya permintaan komoditi hasl laut menjadi pertimbangan harga jual di pengumpul atau peluncur naik berkisar Rp 22 ribu sampai Rp 23 ribu per kilogram kering, lonjakan harga ini merata hampir di semua gudang.

Meski mengalami kenaikan harga, kualitas rumput laut Nunukan masih tergolong rendah dengan kadar kekeringan 45 – 50, sehingga sulit bagi pengusaha menjadikan produk andalan Nunukan ini sebagai komidisi barang ekspor.

“Kadar kekeringan ekspor 35 – 38, makanya sulit bagi kami mengekspor rumput laut Nunukan, pilihan tercepat melempar ke pasaran dalam negeri,” bebernya.

Persoalan kadar kekeringan adalah masalah yang terus terjadi setiap tahunnya, para petani kurang memperhatikan kualitas yang sebenarnya, semakin kering semakin tinggi pula harga jual dipasaran.

Untuk itu, Kamaruddin meminta ada campur tangan dari pemerintah untuk memberikan pembinaan ataupun membuat regulasi kekeringan rumput laut yang mengacu pada standar mutu ekspor.

“Rumput laut di gudang-gudang itu belum memenuhi standar ekspor, kita perlu menjemur ulang lagi sampai masuk kadar 35,” ujarnya.

Kenaikan harga menggeliatkan kembali usaha rumput laut yang sebelumnya mulai turun, penghasilan petani meningkat, apalagi informasi terakhir permintaan rumput laut terus mengalir dari beberapa daerah.

Lonjakan harga dan permintaan ini harusnya dimanfaatkan pembudidaya rumput laut untuk meningkatkan mutu, tidak perlu terburu-buru menjual hasil panen dengan alasan ingin cepat menghasilkan uang.

“Kenapa saya minta ada standar kekeringan dari pemerintah, karena semakin baik mutu, semakin baik penghasilan dan kedepan bisa ekspor sendiri,” bebernya.

Pencurian rumput laut meningkat

Sejumlah pembudidaya rumput laut mengeluhkan masih maraknya pencurian rumput laut, bentangan – bentangan tali sengaja diputus dan rumputnya diambil, bahkan ada rumput laut yang ditanam satu minggu diambil talinya.

“Banyak pencurian, ada kehilangan 20 sampai 60 bentangan, lebih parah lagi sampai tali –tali di curi pula,” tuturnya.

Terhadap masalah ini, petani rumput laut di Kampung Mamolo, Kecamatan Nunukan Selatan, melakukan pertemuan bersama Polisi dan TNI meminta pengawasan di perairan laut, terutama saat-saat menjelang panen.

Kehilangan tali bentangan ataupun rumput laut hampir setiap minggu terjadi dan terus meningkat dalam 1 bulan terakhir, terutama di kawasan laut yang jauh dari pantauan masyarakat atau pemiliknya.

“Kemarin saya undang Polisi – TNI bersama dinas, saya usulkan masyarakat membentuk pengawasan melibatkan aparat,” terangnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: