Internet IM3 Sering Gangguan di Samarinda? Ini Penyebabnya

SVP Head Of Region Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua (Kalisumapa) IOH Priyo Sasongko (kanan) saat memberikan penjelasan kegiatan Media Update di Balikpapan, Rabu 23 November 2022 (niaga.asia/Saud Rosadi)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Indosat dan Tri Hutchison resmi merger per 4 Januari 2022 lalu dan kini menjadi Indosat Ooredoo Hutchison (IOH). Proses penyatuan jaringan keduanya tidaklah berjalan mulus. Terkadang koneksi internet tiba-tiba down, bahkan hingga hilang sinyal. Seperti yang dialami pelanggan di kota Samarinda. Apa sih penyebabnya?

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha dalam penjelasan resmi kepada media belum lama ini menyatakan proses integrasi kedua jaringan Indosat dan Tri dilakukan pada sekitar 43.000 site pemancar di seluruh tanah air, dan ditarget beres akhir tahun 2022 ini, di mana IOH menggunakan teknologi Multi Operator Core Network (MOCN).

Jika beres nanti, IOH menjanjikan jangkauan sinyal 4G akan menjadi lebih luas dan kecepatan internet menjadi lebih cepat dan stabil, sehingga memberikan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan.

Namun faktanya, penggabungan kedua jaringan Indosat dan Tri Indonesia, tidak berjalan mulus. Itu dialami pelanggan di antaranya pelanggan Indosat, khususnya IM3. Pascamerger kedua entitas itu, belakangan pelanggan seperti di Samarinda tidak jarang mengalami gangguan.

Gangguan itu seperti koneksi atau kecepatan internet pelanggan menurun. Bahkan beberapa di antaranya mengalami hilang sinyal.

Hasil uji kecepatan unduh dan unggah menggunakan IM3 di jaringan 4G menggunakan aplikasi speedtest.net tembus 202 Mbps (tangkapan layar)

Dari pengalaman niaga.asia misalnya kecepatan terbaik IOH tembus hingga 202-208 Mbps pada jaringan 4G/Long Term Evolution (LTE) di kota Samarinda. Namun di saat gangguan hanya kurang dari 1 Mbps. Penyebab lainnya dari gangguan itu adalah insiden putusnya kabel Fiber Optic (FO), yang menjadi backbone atau tulang punggung layanan internet atau data.

SVP Head Of Region Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua (Kalisumapa) IOH, Priyo Sasongko tidak menampik imbas yang dialami pelanggan dari proses penyatuan jaringan dan dampak terputusnya FO.

Jajaran direksi Indosat Ooredoo Hutchison saat peluncuran identitas baru perusahaan di Jakarta, Selasa 4 Januari 2022 malam. (HO/Indosat Ooredoo Hutchison)

Saat ini tiga kota utama di Kalimantan seperti Balikpapan, Banjarmasin dan Samarinda ditopang FO sebagai backbone. Jalurnya mulai dari Balikpapan ke Banjarmasin, Balikpapan ke Samarinda serta Samarinda dan Banjarmasin.

Bahkan tiga kaki atau FO Backbone di ketiga kota itu putus bersamaan. Imbasnya tentu berdampak pada kenyamanan pelanggan mengakses internet. IOH menurut Priyo Sasongko tidak berdiam diri, dan terus melakukan evaluasi dan mitigasi.

“Kami akan bangun lagi backbone tambahan sehingga kami punya empat kaki. Backbone itu menghubungkan Melak di Kutai Barat ke Muara Teweh (Kalimantan Tengah),” kata Priyo ditanya niaga.asia saat sesi tanya jawab Media Update IOH di Balikpapan, Rabu.

Bagi IOH memang kejadian putusnya FO itu sedikit mengherankan, apalagi putus FO bersama-sama. Salah satu penyebab putusnya FO itu di antaranya imbas dari aktivitas proyek infrastruktur pemerintah. Proyek itu di antaranya ada di jalur Balikpapan, Handil dan Samarinda.

Di tahun 2023 mendatang ini IOH juga memastikan akan memperkuat dengan membangun sekaligus core backbone baru di jalur Samarinda-Balikpapan.

Ilustrasi kabel fiber optic (istimewa/net)

“Kami terus lakukan evaluasi. Sekarang estimasi bila terjadi gangguan, maksimal paling lama berlangsung hanya 8 jam dan bisa kurang dari itu,” Priyo Sasongko menambahkan.

VP-Head of Regional Tech Kalisumapa Irvan Kurniawan memastikan gangguan pelanggan di Samarinda menjadi atensi serius bagi IOH. Tidak hanya di Samarinda, gangguan serupa menurutnya juga kerap dialami pelanggan di Balikpapan.

“Soal (FO putus) ini tidak hanya dialami IOH, tapi juga operator lain. Di internal kami, dari evaluasi, ada apa dengan Samarinda dan Balikpapan? Karena terjadi cukup masif. Ini jadi perhatian khusus dari kami utamanya di Samarinda,” kata Irvan.

Putusnya kabel FO memang membuat teknikal IOH di lapangan jadi kewalahan. Solusi terdekatnya adalah membangun link backbone baru. Di sisi lain juga sebagai backup layanan internet, IOH juga menggunakan fasilitas penyedia kabel FO pihak lainnya.

“Kemudian soal jaringan lelet (kecepatan internet menjadi lambat, ini adalah proses penyatuan jaringan pascamerger. Ketika selesai hasil dari penyatuan jaringan ini akan melayani dua brand IM3 dan Tri. Rencananya maksimal akan selesai di kuartal I tahun 2023 atau paling cepat akhir tahun ini, pelanggan akan merasakan hasilnya berkaitan kualitas layanan kecepatan internet terbaik dari penyatuan jaringan ini,” demikian Irvan.

Untuk diketahui di region Kalisumapa IOH, ada sekitar 9.000 site atau menara/tower pemancar baik dari IM3 maupun Tri Indonesia. Di mana 7.300 di antaranya menjalani proses integrasi jaringan. Sehingga baik pelanggan IM3 dan Tri nantinya ke depan akan berada pada satu jaringan IOH.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: