Iran Akan ‘Balas’ Pembunuhan Jenderal Soleimani oleh AS

aa
Rudal adalah salah satu komponen penting kekuatan militer Iran. (Hak atas foto Getty Images Image caption)

TEHRAN.NIAGA.ASIA-Iran berjanji akan melakukan serangan balasan setelah komandan militer paling berpengaruh, Jenderal Qasem Soleimani, tewas di Baghdad, terhantam rudal yang ditembakkan oleh pesawat tanpa awak milik Angkatan Udara Amerika Serikat, Jumat (03/1/2020)

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan “akan ada serangan balasan terhadap penjahat” yang melakukan serangan. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pembunuhan Soleiman “untuk menghentikan perang, bukan untuk memulainya”. Trump juga mengatakan “kekuasaan teror Soleimani telah berakhir”.

Iran diperkirakan memiliki 523.000 personel militer aktif, menurut lembaga kajian Inggris, International Institute for Strategic Studies. Jumlah tersebut mencakup 350.000 tentara reguler dan setidaknya 150.000 anggota Garda Revolusi. Juga terdapat 20.000 personel Garda Revolusi yang bertugas di Angkatan Laut.

Kelompok ini antara lain melakukan operasi di Selat Hormuz, wilayah perairan yang menjadi lokasi konfrontasi dengan sejumlah kapal tanker berbendera asing pada 2019. Garda Revolusi juga membawahi unit Basij, yang beranggotakan para relawan dan kadang dikerahkan untuk membantu menumpas gerakan perlawanan di dalam negeri. Unit ini bisa memobilisasi ratusan ribu personel.

Garda Revolusi didirikan 40 tahun lalu dengan fungsi utama mempertahankan sistem Islam di Iran dan kemudian menjadi kekuatan besar di bidang militer, politik dan ekonomi.

Meski anggotanya lebih sedikit dari pasukan reguler, Garda Revolusi dianggap sebagai inti kekuatan militer Iran yang sebenarnya.

Pasukan elite Quds, yang dipimpin Jenderal Soleimani, melakukan operasi rahasia di luar negeri bagi Garda Revolusi dan melapor langsung ke pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Diyakini Quds punya 5.000 anggota.

Unit ini antara lain dikerahkan ke Suriah dengan tugas utama memberikan masukan ke Presiden Bashar al-Assad dan milisi Syiah di negara tersebut. Di Irak, Quds membantu kelompok paramiliter Syiah dalam menumpas kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS).

Amerika Serikat mengeklaim Quds punya peran lebih luas dengan menyediakan dana, pelatihan, senjata dan peralatan kepada kelompok-kelompok yang oleh Washington dikategorikan sebagai organisasi teroris di Timur Tengah. Kelompok tersebut mencakup Hizbullah di Lebanon dan Jihad Islam di Palestina.

aa
Jenderal Qasem Soleimani. (AFP/Getty Image

Masalah ekonomi dan sanksi membuat Iran tak leluasa membeli senjata. Impor pertahanan Iran pada periode 2009-2018 sama dengan 3,5% dari total impor pertahanan Arab Saudi pada periode yang sama, menurut lembaga kajian Swedia, Stockholm International Peace Research Institute.  Sebagian besar impor pertahanan Iran berasal dari Rusia dan Cina.

Apakah Iran punya rudal?

Ya. Rudal adalah salah komponen penting kekuatan militer Iran. Kementerian Pertahanan AS menggambarkan kekuatan rudal Iran sebagai yang terbesar di Timur Tengah. Sebagian besar rudal ini adalah dari jenis jarak pendek dan menengah.

Dikatakan pula bahwa Iran tengah menguji coba teknologi ruang angkasa yang memungkinkan Iran mengembangkan rudal antarbenua. Namun, program pengembangan rudal jarak jauh ini terhenti pada 2015, menyusul kesepakatan nuklir Iran dengan sejumlah negara.

Lembaga kajian Royal United Services Institute (RUSI) mengatakan ada kemungkinan program ini berlanjut setelah perjanjian nuklir mengalami ketidakpastian. Terdapat bukti bahwa sekutu Iran di kawasan menggunakan rudal dan sistem panduan dari Iran untuk menyasar Israel, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Pada Mei tahun lalu, militer AS mengerahkan sistem pertahanan antirudal Patriot ke Timur Tengah setelah ketegangan dengan Iran meningkat. Keputusan ini mengisyaratkan AS mengantisipasi rudal balistik, rudal penjelajah, dan pesawat canggih dari pihak musuh.

Meski terkena sanksi selama bertahun-tahun, Iran tetap mampu mengembangkan kemampuan drone, atau pesawat tanpa awak. Drone-drone Iran dipakai di Irak sejak 2016 untuk bertempur melawan ISIS.

Lembaga kajian RUSI mengatakan drone bersenjata yang dioperasikan Iran di Suriah bisa masuk ke wilayah udara Israel. Pada Juni 2019, Iran menembak jatug drone pengintai milik militer AS dengan alasan drone ini sudah memasuki wilayah Iran di Selat Hormuz.

Aspek lain dari program drone Iran adalah Iran bersedia menjual atau mentransfer teknologi drone ke sekutu dan kelompok dukungan mereka di kawasan, kata wartawan bidang pertahanan BBC, Jonathan Marcus.

Pada 2019, serangan rudal dan drone merusak dua fasilitas minyak yang penting milik Saudi. AS dan Saudi mengaitkan serangan ini ke Iran, namun pemerintah Iran menolak dan menyatakan serangan dilakukan oleh kelompok pemberontak di Yaman.

Apakah Iran punya kemampuan siber?

Setelah serangan siber terhadap fasilitas nuklir pada 2010, Iran membenahi bidang ini.

Diyakini Garda Revolusi memiliki pusat komando siber tersendiri, dengan tugas melakukan mata-mata, baik untuk kepentingan militer maupun ekonomi.

Laporan militer AS pada 2019 menyebutkan, Iran melancarkan operasi siber secara global, dengan sasaran perusahaan aeronautika, kontraktor pertahanan, perusahaan energi dan pertambahan, serta perusahaan telekomunikasi.

Juga pada 2019, raksasa perangkat lunak Microsoft mengatakan satu kelomok peretas “dari Iran dan punya hubungan dengan pemerintah Iran” mencoba membobol akun-akun milik pejabat AS.

Sumber: BBC News Indonesia

 

Tag: