Jembatan Box Culvert di Desa Sei Limau Terlepas dari Badan Jalan

Kondisi jembatan box culvert di Desa Sei Limau Sebatik Tengah. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Anggota DPRD Nunukan asal Sebatik, Andre Pratama minta Pemerintah Kabupaten Nunukan, mengalokasikan anggaran  untuk merehabilitasi jembatan box culvert di Desa Sei Limau, Kecamatan Sebatik Tengah, karena jalan di sisi kiri dan kanan jembatan sudah tergerus saat diterjang banjir, empat bulan lalu.

“Jembatan terelepas dari badan jalan yang runtuh digerus air,” kata Andre pada Niaga.Asia, Selasa (24/05/2022).

Jembatan jenis box culvert yang dibangun tahun 2014 tersebut adalah satu-satunya sarana pelintasan masyarakat yang hendak menuju perkebunan sawit rakyat seluar  100 hektar. Sejak jembatan tak bisa digunakan maksimal, tidak sedikit hasil perkebunan sawit rakyat terlambat dibawa keluar kebun, karena kendaraan yang melintas harus berhati-hati melewati jembatan darurat.

“Ada jembatan darurat dibuat masyarakat dari kayu, kalau pejalan kaki atau kendaraan pick up kosong bisa lewat pelan-pelan,” sebutnya.

Konstruksi box culvert yang hanya menggunakan satu pintu air diperkirakan tidak mampu menahan derasnya air sungai dikala hujan deras. Hal ini terlihat dari patahnya wing wall atau sayap jembatan.

Andre menjelaskan, rusaknya wing wall menyebabkan tanah dibagian sisi-sisi box culvert tergerus longsor, bahkan saking derasnya air, beton wing wall setebal 30 centimeter hanyut terbawa air sekitar 20 meter.

“Bukti derasnya air bisa dilihat dari kemampuan air menghanyutkan beton wing wall. Patahnya wing diikuti runtuhnya jembatan,” beber Andre.

Agar tidak menghambat aktivitas masyarakat, Andre meminta anggaran belanja tak terduga atau anggaran tanggap darurat Pemerintah Kabupaten  Nunukan, tahun 2022 bisa digunakan memperbaiki jembatan, setidaknya jembatan darurat yang layak.

Kemudian lanjut dia, pembangunan jembatan perlu memperhatikan ketinggian air agar tidak lagi terendam ketika musim banjir. Walaupun nantinya tetap memakai konstruksi box culvert, sebaiknya menggunakan saluran 2 pintu air.

“Air meluap mengghantam wing wall karena pintu air jembatan cuma satu, makanya dibuat 2 pintu agar air cepat keluar dari jembatan,” jelasnya.

Salah seorang masyarakat di sekitar jembatan, Hambali menyebutkan luapan air ketika hujan deras dan banjir terkadang setinggi lantai bagian atas jembatan.

“Posisi jembatan persis di bagian terendah dari jalan, semua aliran air ketika hujan turun menuju jembatan,” jelasnya.

Meski jumlah penduduk di sekitar jembatan tidak terlalu banyak, keberadaan jembatan sangat dibutuhkan karena dilewati anak-anak menuju sekolah dan jalan bagi petani melansir sawitnya.

Hambali mengaku belum pernah melihat kedatangan petugas dari  Dinas Pekerjaan Umum Nunukan, melihat-lihat kondisi jembatan ataupun sekedar bertanya kepada masyarakat.

“Kalau ada orang datang pasti kami tahu, misalnya hari ini ada kunjungan pak Andre anggota dewan tahu kami,” tuturnya.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Rachmat Rolau

Tag: