Jokowi Lepas Ekspor Kaltim Senilai Rp9,3 Triliun

Presiden Joko Widodo menyaksikan Pelepasan Ekspor ke Pasar Global Tahun 2020 yang ditandai dengan pelepasan truk kontainer yang membawa produk ekspor Indonesia, Jumat (4/12/2020) secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. (Foto: Biro Pers Setpres/Rusman)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) resmi melepas ekspor produk Indonesia dari 16 provinsi secara virtual dari Istana Bogor pada Jumat (4/12/2020) siang. Nilai ekspor dari Kaltim mencapai USD 677,3 juta atau sekitar Rp9,3 triliun. Dari nilai itu, perusahan kategori UKM menyumbang USD 2,1 juta atau Rp29,1 miliar.

Kegiatan pelepasan ekspor itu diikuti 133 pelaku usaha, baik skala besar maupun skala kecil dan menengah (UKM) yang tersebar di 16 provinsi di Indonesia.

Nilai keseluruhan ekspor kali ini mencapai USD 1,64 miliar atau setara dengan Rp23,75 triliun.

Secara virtual pelepasan ekspor Kaltim dipusatkan di Kota Bontang, tepatnya di Pelabuhan PT Pupuk Kaltim (PKT). Lokasi ini dipilih karena PT Pupuk Kaltim sebelumnya sukses meraih Primaniyarta 2020 sebagai eksportir dengan kinerja terbaik.

“Alhamdulillah tujuh perusahaan Kaltim masuk dalam pelepasan ekspor yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo hari ini,” kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Perindagkop dan UKM) Kaltim HM Yadi Robyan Noor saat mewakili Gubernur Kaltim H Isran Noor pada pelepasan ekspor tersebut.

Tujuh perusahaan Kaltim yang ikut dalam kegiatan pelepasan ekspor ini adalah empat perusahaan kategori usaha kecil dan menengah (UKM), yaitu CV Tiga A Balikpapan, CV Masagenah, PT Garuda Sinar Perkasa, dan PT Syam Surya Mandiri.

Sedangkan tiga perusahaan lainnya yaitu PT Pupuk Kaltim, PT SLJ Global, dan PT Kuta Refinery Nusantara masuk dalam skala besar.

Produk yang diekspor antara lain urea, amoniak, udang beku, plywood, RBD palm oil, produk perikanan, lidi nipah dan jelantah (minyak sisa pakai).

Negara tujuan ekspor produk-produk Kaltim antara lain Korea Selatan, Jepang, India, Australia, RRT, dan sejumlah negara di Eropa.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Perindagkop) dan UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor. (Foto Humasprov Kaltim)

Menurut Roby ini momentum yang sangat baik, bahwa produk-produk nonmigas Kaltim juga bisa bersaing ke pasar global.

“UKM kita harus optimis bisa ‘naik kelas’ agar mampu terus menggerakkan roda ekonomi daerah. Meningkatkan ekonomi masyarakat, sekaligus berkontribusi terhadap peningkatan ekspor nonmigas. Hal ini secara langsung juga akan mendorong kinerja neraca perdagangan dan ekonomi nasional,” beber mantan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Kaltim itu.

Dia menambahkan, Pemprov Kaltim terus  mendorong dan memotivasi pelaku UKM yang sudah siap untuk lebih banyak lagi berusaha memasarkan produk usahanya ke pasar global.

“Kita optimis 100 UKM eksportir baru  hingga 2023,” yakin Roby.

Disperindag telah membuat program pendampingan terhadap UKM yang siap naik kelas dengan pola 3 Tas.

“Kuantitasnya, kualitasnya, dan kontinuitasnya,” pungkas Roby.

Pelepasan ekspor di Bontang juga dihadiri Staf Khusus Bidang Pengawasan, Perlindungan dan Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan Opik Taofik Nugraha dan Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi.

Ekspor dari Kaltim juga dilakukan di Pelabuhan Kaltim Kariangau Terminal di Balikpapan, Pelabuhan Samarinda dan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) di Balikpapan.

Sebelumnya, saat memberi arahan dari Istana Bogor, Presiden Joko Widodo mengajak para pelaku usaha agar lebih optimis untuk bisa terus menembus pasar global.

“Salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian nasional adalah peningkatan ekspor. Bukan hanya membantu para pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja, tetapi ekspor juga untuk menghasilkan devisa dan mengurangi defisit transaksi berjalan kita,” ucap Jokowi.

Sedangkan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengikuti kegiatan ini dari PT Bumi Menara Internusa, Lamongan, Jawa Timur.

“Pelepasan ekspor secara serentak ini merupakan upaya peningkatan ekspor nonmigas sekaligus memotivasi pelaku usaha agar tetap meningkatkan ekspor. Kegiatan ini juga menjadi langkah percepatan ekspor nonmigas di masa pandemi, termasuk pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021,” kata Mendag Agus.

Agenda ini juga menandai momentum ekspor produk-produk Indonesia di bulan Desember. Mendag Agus menekankan pelepasan ekspor kali ini menjadi perhatian tersendiri karena terdapat sejumlah pelaku usaha yang mencatatkan ekspor perdana serta sejumlah pelaku usaha lainnya yang berhasil mendiversifikasi produk ekspor mereka.

Mendag juga mengurai negara tujuan ekspor yang hampir mencakup seluruh belahan dunia. Ke Asia Pasifik antara lain Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Republik Rakyat Tiongkok, Singapura, Hong Kong, Qatar, Arab Saudi, negara-negara ASEAN, India, dan Bangladesh.

Ke benua Eropa antara lain Jerman, Inggris, Belanda, Spanyol, Swedia, Prancis, Denmark, Belgia, Rusia, dan Italia.

Ke Amerika antara lain Amerika Serikat, Argentina, Meksiko, Brasil, Chili, Peru, Kanada, dan Uruguay.

Sementara Afrika meliputi Mesir, Kenya, Nigeria, Ghana, Afrika Selatan, dan Somalia.

Secara  kumulatif,  neraca  perdagangan  Indonesia pada Januari-Oktober 2020 mencatatkan surplus  USD 17,07 miliar.  Surplus  tersebut merupakan surplus tertinggi kedua dalam satu dekade terakhir, mendekati nilai surplus pada 2010  yang  mencapai  USD 22,12  miliar.

Sementara itu, Direktur Utama PT PKT Bontang Rahmad Pribadi menjelaskan, Pupuk Kaltim telah mendapat apresiasi dari Kementerian Perdagangan melalui penghargaan Primaniyarta 2020 kategori Eksportir Berkinerja pada  November lalu.

“Pada 2020,  Pupuk Kaltim telah melakukan ekspor sebanyak 2,32 juta ton urea dan amoniak dengan total ekspor senilai USD 556,47 juta. Pada acara ini, Pupuk Kaltim mengekspor 6.600 ton urea granul ke Korea Selatan,” ungkap Rahmad Pribadi. (humasprovkaltim)

Tag: