NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Nunukan mengalami peningkatan dari 5,25 persen (9.630 jiwa) di tahun 2016 menjadi 6,22 persen (11.910 jiwa), atau naik 2.280 jiwa di tahun 2017. Kenaikan kemiskinan disebabkan tidak berkembangnya ekonomi rakyat dan uang yang ada banyak disimpan atau diinvestasikan di luar Nunukan.
“Perekomonian kita bergerak ditempat atau tidak mengalami peningkatan, sedangkan jumlah penduduk bertambah,” kata kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nunukan, Agung Nugroho menjawab Niaga.asia, Senin (26/3).
Agung menuturkan, kemiskinan saat ini tidak memiliki hubungan dengan kondisi keungan pemerintah daerah yang defisit. Kemiskinan bertambah lebih dikarenakan sektor penggerak ekonomi tidak bergerak hingga akhir tahun 2017.
Selain itu, perputaran uang di Kabupaten Nunukan tidak mampu menyerap seluruh penghasilan karyawan atau PNS. Penghasilan para pekerja yang berkisar diatas rata-rata hanya sebagian besar dibelanjakan. “Gaji karyawan utama tambang dan perkebunan bisa mencapai Rp10 juta per bulan. Sayangnya, mereka hanya membelanjakan setengah dari pendapatan,” tutur Agung.
Bahkan, katanya lagi, sensus kependudukan oleh BPS Nunukan tahun 2016 menemukan fakta, sebagian besar penghasilan karyawan dan PNS disimpan. Ironisnya lagi, ada beberapa dari pekerja sengaja membelanjakan uangnya untuk membeli aset di luar daerah.
“Karyawan dan PNS di Nunukan banyak berasal dari luar daerah, nah disaat kebutuhan yang dinginkan tidak tersedia, mereka memilih menyimpan uang,” sebutnya. Meski jumlah penduduk miskin naik, tapi cukup terbantu dengan naiknya harga rumput laut saat ini Rp 16 ribu/kilogram.
Untuk mengurangi angka kemiskinan, Agung menyarankan pemerintah daerah Nunukan menggenjot sektor perdagangan. Khususnya pengadaan barang-barang kebutuhan rumah tangga dan lainnya. Ketersedian barang ini akan mampu meningkatkan perputaran ekonomi rakya dan menyerap pengangguran. “Penghasilan pekerja cukup tinggi, tapi mereka kesulitan membelanjakan uang, lalu muncullah niat berinvestasi atau menyimpan uang di luar daerah,” uangkapnya.
Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nunukan tahun 2016 berkisar Rp16,679 triliun, masih berada diatas kabupaten lainnya di Kalimantan Utara dengan pendapatan tertinggi disumbangkan oleh sektor pertambangan sebesar 45%. Sektor pertanian, kehutanan, perikanan 24%, sektor pertambangan 44%, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi 6%, sektor kontruksi 7%, dan sektor pengolahan 8%. (002)