Kamaruddin Tawarkan Rumahnya jadi Tempat Penitipan dan Belajar Anak Pekerja Rumput Laut

Suasana kampung Mamolo Nunukan yang berada di pesisir pantai (Foto : Budi Anshori/Niaga Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Ketua Asosiasi Pedagang Rumput Laut Nunukan Kamaruddin, menyambut saran pemerintah daerah untuk menyiapkan bangunan rumah penitipan atau rumah singgah bagi anak-anak pekerja rumput laut di kampung Mamolo.

“Saya suka sara ini, saya siap meminjamkan bangunan apabila pemerintah memerlukan untuk kepentingan anak-anak,” kata Kamaruddin kepada Niaga Asia, Kamis (27/01/2022).

Demi anak-anak dan pekerja, Kamaruddin tidak masalah apabila pengusaha diharuskan menyiapkan tempat penitipan.

“Tidak masalah apakah di rumah pribadi atau bangunan kosong milik pemerintah yang kebetulan ada di dekat kerja rumput laut,” ujarnya.

Lokasi pengikatan rumput laut (Mabentang) Mamolo berada di pesisir pantai yang sudah jelas milik pemerintah, di sana ada tempat mengikat dan penjemuran. Terdapat pula bangunan milik TNI AL yang rencananya untuk rumah pintar.

“Rumah pintar sudah ada tapi belum berjalan, tapi kalau mau sementara di teras rumah saya boleh atau bangunan lainnya,” terangnya.

Kamaruddin menuturkan, ada satu bangunan milik pemerintah tempat penjemuran dan pengikatan bibit. Wadah ini bisa difungsikan bergantian penitipan anak ataupun untuk kegiatan belajar anak.

Kekhawatiran terlantar dan tidak mendapat pendidikan layak bagi anak pekerja rumput laut telah lama disampaikan Kamaruddin ke pemerintah daerah. Tidak sedikit anak-anak putus sekolah memilih bekerja.

Aktivitas pengrajin rumput laut di kampung Mamolo (Foto : Budi Anshori/Niaga Asia)

“Ada pekerja anaknya 3 orang semua putus sekolah, orang tuanya tidak perhatian dengan pendidikan malah setuju anaknya bekerja ikat rumput,” tuturnya.

Sebagai pedagang dan pengusaha rumput laut, Kamaruddin ingin anak-anak pekerja memiliki pendidikan tinggi tidak seperti orang tuanya. Namun upaya ini selalu terkendala mindset atau pola pikir keluarga yang tidak ambil pusing.

Pekerja rumput laut di Kabupaten Nunukan, dominasi ibu rumah tangga yang sebagian bekerja membawa anak kecil balita. Tidak heran banyak ayunan bergantungan di pondok-pondok pengikatan.

“Paling bagus rumah singgah ini, saya setuju 100 persen. Kami siap apakah mau di rumah pribadi saya atau bangunan pemerintah,” terangnya.

Semenjak dibukanya usaha rumput laut, jumlah penduduk di kampung Mamolo, Kecamatan Nunukan Selatan, bertambah karena masuknya sekitar 500 orang warga pendatang dari Sulawesi ikut bekerja.

Warga pendatang mulai betah bekerja dan bermukim di Nunukan, dan tidak lama lagi jadi warga tetap kampung Mamolo setelah pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) diterbitkan pemerintah Nunukan.

“Dulu sepi sekitar 500 orang penduduk Mamolo. Sekarang ribuan orang dan sebagian besar bekerja rumput laut,” ujarnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: