Kapal Pengangkut Terbatas, Ribuan Karung Rumput Laut Nunukan Menumpuk di Gudang

Kamarudin memperlihatkan tumpukan rumput laut di gudang Nunukan (Foto : istimewa/niaga.asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA — Kehadiran kapal penumpang swasta maupun Pelni, dan juga kapal barang tol laut sebagai alat angkutan transportasi belum mampu memenuhi kebutuhan pengiriman rumput laut Nunukan menuju Parepare, Sulawesi Selatan.

Gudang-gudang penyimpanan milik pengepul atau pedagang di Nunukan, masih menyimpan ribuan karung rumput laut kering dikarenakan terbatasnya muatan kapal yang bisa mengangkut barang menuju Sulsel.

“Kebetulan arus mudik lebaran Idulfitri, jadi muatan kapal swasta KM Thalia, Cattleya, KM Queen Soya, bahkan kapal PT Pelni membatasi muatan barang,” kata Ketua Asosiasi Petani Rumput Laut Nunukan Kamaruddin kepada niaga.asia, Minggu (24/4).

Pengiriman rumput laut terakhir menggunakan kapal cargo KM Haru hanya mampu mengangkut sekitar 10.000 karung lebih rumput laut. Sementara, di gudang-gudang masih tersimpan ribuan karung menunggu pengiriman.

Keterlambatan pengiriman tidak hanya terjadi pasca arus mudik lebaran. Jauh sebelumnya pengepul sudah mengeluhkan keterbatasan alat transportasi pengiriman rumput laut khususnya menuju Sulsel.

“Kita bersyukur ada kapal tol laut bisa mengangkut. Cuma masih belum cukup sebab kedatangan kapal 2 kali sebulan,” ujar Kamaruddin.

Kehadiran KM Haru di pelabuhan Nunukan, sangat membantu mengatasi pengiriman rumput laut. Kapal besi dengan daya angkut 1.600 ton tersebut diharapkan rutin tiap pekan melayani angkutan rumput laut.

Solusi lain mengatasi keterlambatan pengiriman adalah menambah jadwal kedatangan kapal. Misalnya, kapal tol laut yang biasa datang dua minggu sekali mungkin bisa didatangkan tiap pekannya.

“Semakin lama rumput laut di gudang, semakin banyak penyusutan berat barang dan sudah pasti pedagang merugi. Petani juga ikut rugi karena barangnya lambat di beli,” ucapnya.

Menumpuknya rumput laut di gudang secara tidak langsung mempengaruhi harga beli di tingkat petani. Di mana para pengepul akan berpikir membeli dalam jumlah banyak karena harga bisa turun setiap saat.

Kamaruddin menuturkan, produksi rumput laut tahun 2022 sekitar 5.000 ton per bulan. Dengan hasil panen sebesar itu, idealnya tiap minggu bisa mengirim rumput laut sekitar 12.000 karung yang tiap karungnya berisi 100 kilogram.

“Saya sudah sampaikan persoalan ini ke pemerintah, tolonglah kita sama-sama memikirkan pengangkutan rumput laut,” bebernya.

Penumpukan rumput laut tidak lepas pula dari keterlambatan kedatangan penumpang. Terkadang kapal yang diharapkan datang setiap minggu mengalami kerusakan dan tertahan di Sulawesi dalam kurun waktu sampai dua pekan.

Kapal KM Thalia yang biasanya mengangkut 4.000 – 5.000 karung tiap kedatangan berkurang sekitar sekitar 2.000 karung. Begitu pula Cattleya, KM Queen Soya, termasuk dua armada kapal PT Pelni ikut membatasi muatan.

“Pengangkutan rumput laut ini belum ada kapal khususnya ke Sulawesi. Kalau bisa adalah kapal kargo besar masuk tiap minggu ke Nunukan,” harap Kamaruddin.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

 

Tag: