Kapal Tol Laut Dijadwalkan Kembali Beroperasi April 2018

tol
Kapal Tol Laut di tahun 2018 selain ke Sebatik, juga menyinggapi Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Terhenti sejak Desember 2017,  angkutan  tol laut yang disubsidi pemerintah dijadwalkan kembali beroperasi  ke wilayah perbatasan, Sebatik dan juga menyinggahi Pelabuhan Tunon Taka Nunukan. Angkutan (kapal) tol laut dioperasikan kembali setelah proses lelang melayari rute wilayah terluar  selesai di Kementerian Perhubungan (Menhub) bulan April 2018.

“Kontrak kerja tol laut 2017 habis, jadi transportasi dihentikan sambil menunggu proses lelang tahun anggaran 2018 selesai,” kata Kepala Dinas Perdagangan Nunukan, H Jebbar pada Niaga.asia, Senin (2/4).

Kapal Tol Laut rute  Surabaya-Sebatik  masuk dalam kategori transportasi angkutan massal, atau tidak sama dengan pengadaan  transportasi laut jenis penugasan yang pelaksanaan kegiatan diberikan khusus tanpa melalui proses lelang. “Lelang tol laut ini sempat diulang-ulang karena gagal,” katanya.

Untuk rute Tol Laut  2018, kapal selian tetap ke Sebatik, juga  menyinggahi pelabuhan Tunon Taka Nunukan. Penambahan rute baru ini sudah disetujui pemerintah pusat. Kapal yang akan digunakan mampu mengangkut barang maksimal 1.200 ton.

Menurut Jebbar, pengusaha perorangan ataupun badan usaha yang berniat memanfaatkan tol laut harus terlebih dulu mendaftar ke Perusahaan Daerah (Perusda) Serambi Persada Nunukan sebagai agen kapal tol laut.

Keterlibatan Perusda dalam sistem kerjasama ini tidak mutlak, sewaktu-waktu bisa saja pengelolaan dilimpahkan ke perorangan atau badan usaha yang legal, memiliki badan hukum.

“Untuk kerjasama tahap awal kita libatkan Perusda Nunukan dan Perusda Jatim, nantinya mungkin saja pengelolaan dilimpahkan ke swasta,” sebutnya.

Masuknya kapal tol laut ke Sebatik dan Nunukan membuka peluang bisnis antara daerah, beberapa komoditi hasil laut seperti ikan segar dan kering telah diminta pihak Surabaya, begitu pula rumput laut dan lainnya. Hanya saja, apakah pengusaha kita mampu memenuhi.

Pengusaha Surabaya mengharapkan Nunukan dan Sebatik mengirimkan ikan segar sebanyak 100 ton per bulan. Sebaliknya,  pengusaha dari Surabaya menawarkan barter berbentuk minyak makan, daging ayam dan non sembako seperti tegel, triplek, baja ringan, pupuk.“Tinggal bagaimana Perusda Nunukan merespon tawaran kerjasama. Kalau kesulitan libatkan BUMDes atau pengusaha lokal,” bebernya. (002)