Karyawan di Balikpapan yang Tularkan Covid-19 ke Ketiga Temannya Adalah OTG

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Sebelas penambahan kasus positif Covid-19 di Kalimantan Timur, sebelumnya berstatus orang tanpa gejala (OTG). Termasuk, satu karyawan di Balikpapan, yang membuat 3 teman lainnya satu kantor tertular Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2.

Tiga orang karyawan itu, tertular usai kontak erat dengan satu rekannya yang terkonfirmasi positif Covid-19 lebih dulu, per Rabu (17/6), yakni pasien berkode BPN110.

Berita terkait :

UPDATE COVID-19 di Kaltim: Empat Orang Satu Kantor di Balikpapan Positif Corona

Catatan Niaga Asia, menilik ke belakang, pasien positif Covid-19 di Balipapan adalah BPN110 laki-laki 31 tahun, adalah OTG yang tidak memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif Covid-19, dan tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar kota Balikpapan. Pasien ini, dirawat di RSPB.

Dalam setiap kesempatan, Jubir Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Timur Andi M Ishak, tiada henti mengingatkan masyarakat di Kaltim, untuk terus menerapkan protokol kesehatan ketat.

Diantaranya, mulai dari mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengenakan masker saat di luar rumah, dan menghindari memengang wajah sebelum memastikan telah dicuci menggunakan sabun.

“Kita harus beradaptasi dengan kebiasaan baru itu, untuk keluar dari pandemi Covid-19, dengan menerapkan protokol kesehatan ketat,” tegas Andi, saat penjelasan virtual, Minggu (21/6) sore.

Dari penjelasan kasus Covid-19 per hari ini, berjumlah 434 kasus pasien terkonfirmasi positif di Kalimantan Timur, Andi kembali mengingatkan masyarakat. “Kasus ini masih terus ada, dan penularan masih terus terjadi di tengah-tengah kita,” tegasnya.

“Baik itu kasus impor (dibawa orang luar yang datang ke Kaltim), maupun transmisi lokal di Kaltim. Kita mesti terus waspada, tingkatkan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan,” ujar Andi.

Sehingga lanjut Andi, apabila kasus Covid-19 kembali merebak dan semakin meluas, tidak menutup kemungkinan pelonggaran pembatasan, atau relaksasi, harus dievaluasi kembali. “Mungkin saja, bisa dilakukan pengetatan kembali,” pungkas Andi. (006)

Tag: