Ketua DPRD Sidak Lokasi Karantina Pasien COVID-19

Ketua DPRD Berau, Madri Pani rutin mengunjungi hotel Mitra untuk melihat kondisi nakes yang dikarantina di sana. (foto ist)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA–Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau pun terkena imbas sejak pandemi corona menyebar di Berau. Semua kegiatan dan rapat dibatalkan, tetapi itu tak lantas membuat mereka berdiam diri. Seperti yang dilakukan Ketua DPRD Berau, Madri Pani yang turun sidak ke beberapa lokasi isolasi pasien COVID-19.

“Selain mengunjungi hotel-hotel tempat karantina, juga untuk melihat kondisi dan kendala apa saja yang dihadapi khususnya para tenaga kesehatan yang sedang bertugas. Dengan begitu nanti bisa diteruskan ke gugus tugas penanganan COVID-19 Berau untuk segera ditindaklanjuti,” jelasnya ditemui pada Minggu (10/5/2020) pagi di rumah dinas Jalan Ramania, Tanjung Redeb.

Semua masukan yang didapat dari para tenaga kesehatan ditampung dan segera dicarikan solusinya. Dikatakan Madri, untuk stok Alat Pelindung Diri (APD) masih mencukupi hingga pekan depan. Terlebih, bantuan dari berbagai pihak baik Pemkab maupun swasta juga tak berhenti.

“Tetapi dari itu semua yang paling penting perlu diberi perhatian khusus adalah kesehatan para nakes itu sendiri. Jangan sampai mereka drop malah nanti Berau kekurangan nakes. Sedangkan kondisi pasien positif juga belum tahu apakah akan terus bertambah selama pandemi ini. Saya berbicara seperti ini karena dari sidak di lapangan ternyata ada yang belum mendapatkan asupan vitamin sama sekali,” tambahnya.

RSD Cantika juga menjadi salah satu tujuan yang dikunjungi Ketua DPRD Berau, Madri Pani. (foto ist)

Untuk itu, kata Madri Pani, dirinya meminta kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Berau untuk bisa lebih sering turun ke lapangan melihat kondisi yang ada. Jangan sampai mereka kekurangan baik dari APD maupun stok asupan makanan dan vitamin yang sangat dibutuhkan.

Dan yang tak kalah penting, ditegaskan Madri adalah bagaimana masyarakat bersikap dengan pasien positif maupun keluarganya. Tidak boleh ada pengucilan maupun pembulyan bagi mereka.

“Positif COVID-19 itu bukan aib, virus ini juga masih bisa diobati. Mereka juga menjalani perawatan dengan baik di RSUD Abdul Rivai, RSD Cantika, dan hotel yang ditunjuk Pemkab sebagai tempat karantina. Justru support lah yang sangat dibutuhkan agar kondisinya segera membaik dan sembuh,” tutupnya. (008)

 

Tag: