Khawatir Invasi Rusia, AS Evakuasi Staf Kedutaan di Ukraina

Seorang pria berjalan dengan anjingnya di depan Kedutaan Besar AS di Kyiv, Ukraina, Sabtu, 12 Februari 2022. Pejabat AS mengatakan kepada The Associated Press bahwa Departemen Luar Negeri berencana untuk mengumumkan Sabtu bahwa hampir semua staf Amerika di kedutaan Kyiv akan diharuskan untuk pergi. (Foto AP/Andrew Kravchenko)

WASHINGTON.NIAGA.ASIA – Amerika Serikat mengevakuasi hampir semua staf dari kedutaan besarnya di Kyiv menyusul peringatan intelejen barat bahwa invasi Rusia ke Ukraina semakin dekat.

Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan pada hari Sabtu, sejumlah staf yang sangat terbatas akan tetap menjaga komunikasi dan tetap terbuka dengan pemerintah Ukraina. Namun demikian semua operasi konsuler akan ditangguhkan.

Pejabat itu, dengan alasan masalah keamanan, tidak mengatakan berapa banyak personil kedutaan yang akan tersisa. Namun demikian hingga Desember, ada sekitar 180 orang Amerika yang masih bekerja di kedutaan mereka di Kyiv.

Beberapa dari mereka sudah pergi dan sebagian besar akan kembali ke Washington, kata pejabat itu.

Masih diutarakan pejabat itu, langkah evakuasi itu diambil karena potensi serangan besar Rusia di Kyiv jika terjadi invasi dan mengulangi peringatan bahwa warga negara Amerika harus segera pergi.

“Ini bukan hanya waktu untuk meninggalkan Ukraina, ini adalah waktu untuk meninggalkan Ukraina,” kata pejabat itu, dikutip niaga.asia dari Associated Press, Minggu.

Pejabat itu berbicara dengan syarat anonim untuk membahas informasi keamanan yang sensitif.

Departemen Luar Negeri mengatakan akan mempertahankan kehadiran konsuler kecil di Lviv, di ujung barat Ukraina dekat perbatasan dengan Polandia yang juga sekutu NATO, untuk menangani keadaan darurat.

Departemen Luar Negeri sebelumnya telah memerintahkan keluarga staf Kedutaan Besar AS di Kyiv untuk pergi. Tapi itu diserahkan kepada kebijaksanaan personel yang tidak penting jika mereka ingin pergi.

Pentagon telah memerintahkan reposisi sementara 160 anggota Garda Nasional Florida yang telah dikerahkan ke Ukraina sejak akhir November. Sekretaris pers John Kirby mengatakan itu dalam sebuah pernyataan Sabtu.

Pasukan itu, yang telah menjadi penasihat pasukan Ukraina, akan diposisikan ulang di tempat lain di Eropa.

Kirby mengatakan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin membuat keputusan ini dengan sangat hati-hati. “Dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan personel kami,” ujar Kirby.

“Reposisi ini tidak menandakan perubahan dalam tekad kami untuk mendukung Angkatan Bersenjata Ukraina, tetapi akan memberikan fleksibilitas dalam memastikan sekutu dan mencegah agresi,” Kirby menambahkan.

Pentagon mengumumkan Jumat bahwa pihaknya mengirim 3.000 pasukan tempur lagi ke Polandia untuk bergabung dengan 1.700 yang sudah berkumpul di sana dalam demonstrasi komitmen Amerika kepada sekutu NATO yang khawatir dengan prospek Rusia menyerang Ukraina.

Prajurit tambahan, dari Fort Bragg, North Carolina, seharusnya sudah berada di Polandia pada awal minggu depan, menurut seorang pejabat pertahanan, yang memberikan informasi di bawah itu adalah aturan dasar yang ditetapkan oleh Pentagon. Mereka adalah elemen yang tersisa dari brigade infanteri Divisi Lintas Udara ke-82.

Misi mereka adalah untuk melatih dan memberikan pencegahan tetapi tidak untuk terlibat dalam pertempuran di Ukraina.

Pengumuman itu datang tak lama setelah Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Presiden Joe Biden, mengeluarkan peringatan publik bagi semua warga negara Amerika di Ukraina untuk meninggalkan negara itu sesegera mungkin.

Sullivan mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dapat memberikan perintah untuk melancarkan invasi ke Ukraina kapan saja.

Selain pasukan AS yang dikerahkan ke Polandia, sekitar 1.000 tentara AS yang berbasis di Jerman dipindahkan ke Rumania dalam misi jaminan yang serupa dengan sekutu NATO. Juga, 300 tentara dari unit markas Korps Lintas Udara ke-18 telah tiba di Jerman, dipimpin oleh Letnan Jenderal Michael E. Kurilla.

Pasukan Amerika akan berlatih dengan pasukan negara tuan rumah tetapi tidak memasuki Ukraina untuk tujuan apa pun.

Untuk diketahui Amerika Serikat sudah memiliki sekitar 80.000 tentara di seluruh Eropa di stasiun permanen dengan penempatan bergilir.

Sumber : Associated Press | Editor : Saud Rosadi

Tag: